Pertanyaan
Apa artinya tubuh tanpa roh adalah mati (Yakobus 2:26)?
Jawaban
Yakobus mengajarkan secara ekstensif tentang implikasi dari iman kepada Yesus Kristus. Dalam Yakobus 2:14-26, ia menekankan hubungan yang hakiki antara iman dan tindakan seseorang. Iman yang menyelamatkan akan menggerakkan kita untuk melakukan lebih dari sekadar mengucapkan kata-kata simpati kepada orang yang membutuhkan; iman itu akan mendorong kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang menolong (ayat 15-17). Yakobus memberikan contoh tentang dua orang percaya dalam Perjanjian Lama, yaitu Abraham dan Rahab. Kedua tokoh yang sangat kontras ini menunjukkan realitas iman mereka melalui ketaatan kepada Tuhan dan perbuatan-perbuatan yang benar (lihat ayat 21-25). Yakobus menyimpulkan, "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (ayat 26).
Kata yang diterjemahkan sebagai "tubuh" (sōma dalam bahasa Yunani asli) dalam Yakobus 2:26 mengacu pada struktur fisik daging dan tulang dari suatu organisme atau manusia. "Roh" adalah pneumatos dalam bahasa Yunani, sebuah kata yang berarti "angin atau nafas" dan dipahami sebagai jiwa internal atau esensi spiritual yang memberi kehidupan pada seseorang-eksistensi yang tidak berwujud dan tidak material.
Kejadian 2:7 menyatakan bahwa Tuhan membentuk manusia pertama dengan menghembuskan "nafas hidup" ke dalam tubuhnya, "demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." Pasangan tubuh dan roh ini menghasilkan manusia yang hidup. Ketika manusia meninggal, roh atau jiwa meninggalkan tubuh dan kembali kepada Tuhan, sementara tubuh terurai kembali menjadi tanah (Pengkotbah 12:7; Mazmur 146:4). Dengan demikian, tubuh tanpa roh adalah mati. Tubuh hanyalah sekumpulan tulang belulang-bukan lagi manusia yang hidup dan bernapas, melainkan mayat.
Sama seperti tubuh manusia yang tidak dapat bergerak tanpa roh, iman seseorang dianggap mati dan tidak efektif tanpa tindakan yang sesuai. Seseorang yang mengaku beriman kepada Yesus tetapi tidak memiliki tanda-tanda lahiriah dari imannya memiliki "iman tanpa perbuatan" - iman yang "mati" (Yakobus 2:26). Kurangnya perbuatan baik menunjukkan hati yang tidak berubah. Ia tidak memiliki kehidupan rohani.
Hanya mengaku beriman tanpa menghidupi iman itu tidak ada artinya. Tetapi iman yang tulus akan menghasilkan transformasi. Pengabdian seseorang kepada Tuhan akan terlihat melalui perbuatan-perbuatan yang penuh kasih, penuh belas kasihan dan benar. Iman yang menyelamatkan memiliki kuasa untuk mengubah hidup seseorang. Warren Wiersbe menggambarkan iman yang demikian sebagai "iman yang dinamis," atau iman yang "bukan perenungan intelektual atau keprihatinan emosional; iman ini menuntun pada ketaatan dari kehendak. Dan ketaatan ini bukanlah suatu peristiwa yang terisolasi: ketaatan ini terus berlanjut di sepanjang hidup. Ketaatan ini menuntun kepada perbuatan" (Tafsiran Eksposisi Alkitab, vol. 2, Victor Books, 1996, hal. 355).
Yakobus tidak mengatakan bahwa orang percaya dibenarkan karena perbuatannya (bandingkan dengan Roma 3:28; 4:1-25). Sebaliknya, ia mengajarkan bahwa perbuatan kita adalah bukti dari keselamatan. Pengalaman keselamatan yang otentik melalui iman kepada Yesus pasti akan menghasilkan perbuatan baik (lih. Efesus 2:10). Yesus mengajarkan bahwa murid-murid-Nya yang sejati akan dikenali dari buahnya dan hanya mereka yang menghasilkan "buah yang baik" dan melakukan kehendak Tuhan yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga (Matius 7:16-23).
Memahami bahwa tubuh tanpa roh adalah mati, membantu kita memahami mengapa iman dan perbuatan baik tidak dapat dipisahkan. Tubuh yang mati tidak dapat bergerak, dan iman yang mati tidak dapat menghasilkan. Ia tidak bergerak, tidak aktif, dan tidak efektif. Tubuh yang hidup itu aktif, sama seperti iman yang hidup itu hidup, pasti akan melakukan perbuatan-perbuatan yang benar dan memuliakan Tuhan.
Pada intinya, Yakobus ingin para pembaca memahami pentingnya mempraktikkan iman seseorang. Tidaklah cukup hanya dengan percaya. Bahkan tidak cukup hanya dengan menyatakan iman kita dengan kata-kata. Kita harus merefleksikan iman kita dengan menghidupkannya, membiarkannya terlihat dalam cara kita hidup dan dalam segala sesuatu yang kita lakukan (lihat Matius 5:14-16; 1 Petrus 2:12; 2 Petrus 1:5-8; Titus 2:7; 3:8, 14).
Orang-orang percaya diselamatkan oleh iman saja, tetapi iman yang menyelamatkan tidak berdiri sendiri. Iman itu disertai dengan perbuatan yang membuktikan ketulusan iman. Seperti Abraham dan Rahab, kita harus melakukan sesuatu dengan iman kita. Martin Luther berkata tentang iman, "Oh, iman itu adalah sesuatu yang hidup, sibuk, aktif, dan perkasa; dan karena itu mustahil iman itu tidak melakukan perbuatan-perbuatan baik tanpa henti. Iman tidak bertanya apakah ada perbuatan baik yang harus dilakukan, tetapi sebelum pertanyaan itu muncul, iman telah melakukannya, dan selalu melakukannya. Barangsiapa tidak melakukan perbuatan-perbuatan itu, ia adalah orang yang tidak beriman" (dikutip oleh R. Kent Hughes dalam buku James-Faith that Works, Crossway Books, 1991, hal. 122).
English
Apa artinya tubuh tanpa roh adalah mati (Yakobus 2:26)?