Pertanyaan
Apa yang Yesus maksudkan dengan, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yohanes 2:19)?
Jawaban
Yohanes 2:18-22 menandai sebuah momen transisi dalam pelayanan Yesus, yang menggambarkan skeptisisme para pemimpin Yahudi yang keras kepala dan kebenaran rohani yang disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Dalam konteksnya, para pemimpin menanyai Yesus tentang kuasa-Nya untuk menyucikan Bait Allah (Yohanes 2:13-18). Permintaan mereka akan sebuah tanda menunjukkan keinginan untuk mengesahkan otoritas ilahi Yesus. Sebagai jawabannya, Yesus berkata, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (ayat 19). Pernyataan ini membingungkan para penentang-Nya, tetapi Yohanes memberitahukan kepada para pembacanya bahwa "yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri" (ayat 21).
Ketika Yesus berkata, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali," Dia membuat pernyataan nubuat tentang penyaliban dan kebangkitan-Nya (lihat Matius 17:22-23; Markus 9:30-32). Nubuat ini disalahartikan oleh para pemimpin, karena mereka percaya bahwa Yesus merujuk kepada Bait Allah secara fisik di mana mereka berdiri: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (Yohanes 2:20).
Ironisnya, kesalahpahaman mereka semakin diperparah dengan fakta bahwa para pemimpin Yahudi berperan dalam penghancuran tubuh Yesus. Selama pengadilan Yesus, salah satu tuduhan yang dilayangkan kepada-Nya adalah bahwa Dia berjanji untuk menghancurkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari (Matius 26:60-61; Markus 14:57-59). Ketika Dia tergantung di kayu salib, musuh-musuh Yesus kembali mengungkit perkataan-Nya dan mengejek-Nya karena tidak dapat memenuhi janji-Nya (atau begitulah yang mereka yakini): "Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: 'Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!'" (Markus 15:29-30). Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang membantu menggenapi janji Yesus dalam Yohanes 2:19, bahkan ketika mereka mencemoohkan Dia karena tidak menepatinya.
Dalam Perjanjian Baru, tubuh Yesus digunakan sebagai metafora untuk gereja. Baik rasul Paulus (Efesus 2:19-22) maupun rasul Petrus (1 Petrus 2:5) menarik kesejajaran antara gereja (tubuh Kristus) dan bait suci yang dibangun oleh Yesus. Hal ini menekankan sifat transformatif dari karya penebusan Yesus, tidak hanya dalam kebangkitan-Nya sendiri tetapi juga dalam kesatuan semua orang percaya.
Pernyataan Yesus bahwa Dia dapat dan akan membangkitkan diri-Nya dari kematian adalah bukti yang luar biasa akan keilahian-Nya (lihat Yohanes 10:18). Bapa dan Roh Kudus juga terlibat dalam kebangkitan tersebut (Yohanes 11:25; Kisah Para Rasul 2:24; Roma 6:4; Galatia 1:1).
Para murid baru memahami sepenuhnya arti dari nubuat Yesus setelah penyaliban dan kebangkitan-Nya: "sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus" (Yohanes 2:22). "Kitab Suci" yang mereka percayai kemungkinan besar adalah Mazmur 16:10, di mana pemazmur menulis, "sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan."
Rujukan Yesus untuk menghancurkan Bait Allah dalam Yohanes 2:19 adalah mengenai Bait Tubuh-Nya, bukan Bait Allah secara fisik yang dibangun oleh Zerubabel dan diubah oleh Herodes Agung. Musuh-musuh Allah menghancurkan tubuh Yesus, tetapi, sebagai Sang Hidup, Dia bangkit kembali. Yesus mengarahkan perhatian kita untuk tidak lagi menyembah Allah di tempat tertentu (seperti Bait Allah di Yerusalem) agar kita dapat "menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24).
English
Apa yang Yesus maksudkan dengan, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (Yohanes 2:19)?