Pertanyaan
Apakah yang dimaksud dengan teologi katapatik?
Jawaban
Teologi katapatik, juga dikenal sebagai teologi positif, adalah sebuah cara untuk memahami Tuhan dengan menegaskan apa yang dapat dikatakan tentang Dia. Tidak seperti teologi apofatik, yang berfokus pada apa yang tidak dapat dikatakan tentang Tuhan, teologi katapatik mengartikulasikan natur Tuhan melalui pernyataan-pernyataan positif yang didasarkan pada wahyu, akal budi, dan pengalaman. Tuhan menyatakan diri-Nya dengan cara-cara yang dapat diketahui dan dijelaskan, memberikan sarana bagi orang percaya untuk bertumbuh dalam mengenal, memahami, dan mengasihi Dia.
Teologi katapatik dimulai dengan premis bahwa Tuhan telah membuat diri-Nya dikenal oleh manusia. Tuhan bukanlah kekuatan yang jauh dan tidak dapat dikenal, tetapi Ia adalah pribadi yang ingin dikenal oleh ciptaan-Nya. Dalam Roma 1:20, Paulus menulis, "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih." Sifat-sifat Tuhan dapat diketahui secara positif melalui ciptaan-Nya, yang menjadi dasar bagi teologi katapatik.
Alkitab menggambarkan Tuhan sebagai kudus: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (Yesaya 6:3). Pernyataan ini menegaskan kekudusan dan kemuliaan Tuhan, yang dinyatakan di seluruh ciptaan.
Demikian pula, kasih Tuhan adalah tema sentral dalam Alkitab, yang memberikan dukungan lebih lanjut bagi teologi katapatik. Dalam 1 Yohanes 4:8, kita membaca, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." Teologi katapatik melihat 1 Yohanes 4:8 sebagai sebuah pernyataan positif tentang natur Tuhan dan dengan demikian menegaskan bahwa kasih adalah pusat dari keberadaan Tuhan.
Alkitab, sebagai sumber utama dari wahyu khusus, menyajikan potret yang komprehensif dan mendetail tentang Tuhan dan bagaimana Dia berinteraksi dengan ciptaan-Nya. Ayat pembuka dari Kitab Suci menjadi dasar dari teologi katapatik: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1). Pernyataan yang sederhana namun mendalam ini menegaskan Tuhan sebagai Pencipta dan sumber dari segala sesuatu yang ada.
Teologi katapatik menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan banyak hal tentang diri-Nya melalui berbagai nama dan gelar-Nya. Sebagai contoh, dalam Keluaran 3:14, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai "AKU ADALAH AKU", yang menegaskan keberadaan diri-Nya dan kekekalan-Nya. Penyataan ini merupakan dasar untuk memahami natur Tuhan, yang menyatakan kemandirian-Nya dari ciptaan dan karakter-Nya yang tidak berubah.
Yesus Kristus adalah wahyu Tuhan yang paling utama, yang memberikan gambaran paling jelas tentang siapa Tuhan itu. Dalam Yohanes 14:9, Yesus berkata, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa," menegaskan kesatuan antara Bapa dan Anak dan memberikan pernyataan positif tentang sifat Tuhan yang dinyatakan dalam Kristus. Melalui Yesus, orang-orang percaya dapat menegaskan kasih, belas kasihan, dan keadilan Tuhan, karena sifat-sifat ini secara sempurna diwujudkan dalam diri-Nya.
Aspek kunci dari teologi katapatik adalah penegasan tentang atribut-atribut Tuhan. Alkitab memberikan banyak deskripsi tentang natur Tuhan, yang masing-masing memberikan kontribusi kepada pemahaman yang lebih lengkap tentang siapa Dia. Sebagai contoh, Tuhan digambarkan sebagai mahakuasa: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" (Lukas 1:37). Penegasan tentang kuasa Tuhan ini meyakinkan orang-orang percaya akan kemampuan-Nya untuk mencapai tujuan-Nya.
Kemahatahuan Tuhan adalah atribut lain yang ditegaskan dalam Alkitab: "Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga" (Mazmur 147:5). Ayat ini secara positif menegaskan kuasa Tuhan dan hikmat serta pengetahuan-Nya yang tak terbatas, menyoroti kemampuan-Nya untuk memahami segala sesuatu.
Kebaikan Tuhan juga merupakan sebuah penegasan utama dalam teologi katapatik. Dalam Mazmur 34:9, pemazmur mengundang kita untuk "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" Pernyataan positif tentang kebaikan Tuhan ini mendorong orang percaya untuk mengalami kebaikan-Nya secara pribadi, memperkuat bahwa sifat-sifat Tuhan dapat diketahui dan ditegaskan melalui hubungan dengan-Nya.
Teologi katapatik memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi kehidupan kita. Dengan menegaskan apa yang dapat diketahui tentang Tuhan, kita dapat menyembah Dia dengan lebih penuh dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya yang diwahyukan. Kekudusan Tuhan menuntun kita kepada rasa hormat yang lebih besar kepada-Nya dan keinginan untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan kemurnian-Nya. Menegaskan kasih Tuhan mendorong orang percaya untuk mengasihi orang lain, seperti yang dinyatakan dalam 1 Yohanes 4:19: "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
Selain itu, teologi katapatik menyediakan sebuah dasar bagi refleksi teologis dan pengembangan doktrinal. Gereja dapat membangun sebuah teologi yang koheren dan kuat yang memandu pengajaran, penyembahan, dan misinya dengan menegaskan kebenaran-kebenaran yang diwahyukan di dalam Alkitab. Kredo-kredo dan pengakuan-pengakuan iman menegaskan natur dan atribut-atribut Tuhan dan berakar pada prinsip-prinsip teologi katapatik.
Teologi katapatik dimulai dengan premis bahwa Tuhan telah membuat diri-Nya dikenal oleh manusia. Tuhan bukanlah kekuatan yang jauh dan tidak dapat dikenal, tetapi Ia adalah pribadi yang ingin dikenal oleh ciptaan-Nya. Dalam Roma 1:20, Paulus menulis, "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih." Sifat-sifat Tuhan dapat diketahui secara positif melalui ciptaan-Nya, yang menjadi dasar bagi teologi katapatik.
Alkitab menggambarkan Tuhan sebagai kudus: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (Yesaya 6:3). Pernyataan ini menegaskan kekudusan dan kemuliaan Tuhan, yang dinyatakan di seluruh ciptaan.
Demikian pula, kasih Tuhan adalah tema sentral dalam Alkitab, yang memberikan dukungan lebih lanjut bagi teologi katapatik. Dalam 1 Yohanes 4:8, kita membaca, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." Teologi katapatik melihat 1 Yohanes 4:8 sebagai sebuah pernyataan positif tentang natur Tuhan dan dengan demikian menegaskan bahwa kasih adalah pusat dari keberadaan Tuhan.
Alkitab, sebagai sumber utama dari wahyu khusus, menyajikan potret yang komprehensif dan mendetail tentang Tuhan dan bagaimana Dia berinteraksi dengan ciptaan-Nya. Ayat pembuka dari Kitab Suci menjadi dasar dari teologi katapatik: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1). Pernyataan yang sederhana namun mendalam ini menegaskan Tuhan sebagai Pencipta dan sumber dari segala sesuatu yang ada.
Teologi katapatik menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan banyak hal tentang diri-Nya melalui berbagai nama dan gelar-Nya. Sebagai contoh, dalam Keluaran 3:14, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai "AKU ADALAH AKU", yang menegaskan keberadaan diri-Nya dan kekekalan-Nya. Penyataan ini merupakan dasar untuk memahami natur Tuhan, yang menyatakan kemandirian-Nya dari ciptaan dan karakter-Nya yang tidak berubah.
Yesus Kristus adalah wahyu Tuhan yang paling utama, yang memberikan gambaran paling jelas tentang siapa Tuhan itu. Dalam Yohanes 14:9, Yesus berkata, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa," menegaskan kesatuan antara Bapa dan Anak dan memberikan pernyataan positif tentang sifat Tuhan yang dinyatakan dalam Kristus. Melalui Yesus, orang-orang percaya dapat menegaskan kasih, belas kasihan, dan keadilan Tuhan, karena sifat-sifat ini secara sempurna diwujudkan dalam diri-Nya.
Aspek kunci dari teologi katapatik adalah penegasan tentang atribut-atribut Tuhan. Alkitab memberikan banyak deskripsi tentang natur Tuhan, yang masing-masing memberikan kontribusi kepada pemahaman yang lebih lengkap tentang siapa Dia. Sebagai contoh, Tuhan digambarkan sebagai mahakuasa: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" (Lukas 1:37). Penegasan tentang kuasa Tuhan ini meyakinkan orang-orang percaya akan kemampuan-Nya untuk mencapai tujuan-Nya.
Kemahatahuan Tuhan adalah atribut lain yang ditegaskan dalam Alkitab: "Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga" (Mazmur 147:5). Ayat ini secara positif menegaskan kuasa Tuhan dan hikmat serta pengetahuan-Nya yang tak terbatas, menyoroti kemampuan-Nya untuk memahami segala sesuatu.
Kebaikan Tuhan juga merupakan sebuah penegasan utama dalam teologi katapatik. Dalam Mazmur 34:9, pemazmur mengundang kita untuk "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" Pernyataan positif tentang kebaikan Tuhan ini mendorong orang percaya untuk mengalami kebaikan-Nya secara pribadi, memperkuat bahwa sifat-sifat Tuhan dapat diketahui dan ditegaskan melalui hubungan dengan-Nya.
Teologi katapatik memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi kehidupan kita. Dengan menegaskan apa yang dapat diketahui tentang Tuhan, kita dapat menyembah Dia dengan lebih penuh dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya yang diwahyukan. Kekudusan Tuhan menuntun kita kepada rasa hormat yang lebih besar kepada-Nya dan keinginan untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan kemurnian-Nya. Menegaskan kasih Tuhan mendorong orang percaya untuk mengasihi orang lain, seperti yang dinyatakan dalam 1 Yohanes 4:19: "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
Selain itu, teologi katapatik menyediakan sebuah dasar bagi refleksi teologis dan pengembangan doktrinal. Gereja dapat membangun sebuah teologi yang koheren dan kuat yang memandu pengajaran, penyembahan, dan misinya dengan menegaskan kebenaran-kebenaran yang diwahyukan di dalam Alkitab. Kredo-kredo dan pengakuan-pengakuan iman menegaskan natur dan atribut-atribut Tuhan dan berakar pada prinsip-prinsip teologi katapatik.