Pertanyaan

Apakah arti dari "rancangan di hati manusia" dalam Amsal 19:21?

Jawaban
Amsal 19:21 mengatakan, "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." Frasa hati seseorang mengacu pada pikiran, niat, dan keinginan terdalam seseorang yang mendorong tindakannya. Ketika kita mendalami peribahasa ini, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara ambisi manusia dan kehendak Tuhan.

Dalam istilah Alkitab, "hati manusia" lebih dari sekadar emosi, meskipun itu mencakup emosi. Encyclopedia of the Bible (Ensiklopedia Alkitab) mendefinisikan hati sebagai "lembaga dan fasilitas utama dalam diri manusia yang dengannya ia membayangkan, berniat, bertujuan, berpikir, dan memahami." Hati manusia adalah "batinnya". Tuhan "melihat batin dan hati" (Yeremia 20:12), dan hati yang paling Dia perhatikan.

Hati manusia dipengaruhi oleh dosa. Yeremia 17:9 menyatakan, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" Ayat ini menyoroti sifat hati manusia yang kontradiktif. Kita memiliki rencana dan ambisi, tetapi kita dipengaruhi oleh dosa dan keegoisan. Rencana kita, seperti yang ditulis oleh Robert Burns, "sering kali gagal."

Amsal 19:21 mengingatkan kita bahwa tujuan Tuhanlah yang berlaku, terlepas dari banyaknya rencana yang kita miliki di dalam hati. Ada ketegangan antara kedaulatan ilahi dan kebebasan manusia. Dalam Yakobus 4:13-15, sang rasul menarik penerapan praktis dari ketegangan ini: "Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: 'Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung', sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: 'Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.'" Rencana manusia tidak pasti dibandingkan dengan kepastian kehendak Tuhan.

Daripada mempercayai kata hati manusia, kita harus mempercayai rencana Tuhan yang berdaulat. Amsal 3:5-6 menasihati, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Jika kita mengikuti pepatah ini, kita tidak akan mengandalkan rencana kita yang penuh dengan kekurangan, tetapi pada hikmat Tuhan yang sempurna dan tak terbatas. Kita akan menyerahkan rencana-rencana kita kepada hikmat dan pemeliharaan-Nya.

Mengingat tipu daya hati manusia, kita harus berdoa agar rencana kita selaras dengan kehendak Tuhan. Filipi 4:6-7 menyatakan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Ketika kita berdoa, percaya, dan taat, Tuhan menyelaraskan rencana hati kita dengan tujuan-Nya.

Alkitab memiliki banyak contoh tentang bagaimana Tuhan mengarahkan rencana dalam hati manusia untuk tujuan-Nya yang berdaulat. Yusuf muda memiliki mimpi dan ambisi tertentu, tetapi semua itu berubah ketika ia dikhianati oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, dan dipenjarakan. Pada akhirnya, Tuhan memakai Yusuf untuk menyelamatkan banyak nyawa (Kejadian 50:20). Paulus memiliki rencana untuk menganiaya orang-orang Kristen dari kota ke kota, tetapi nasihat Tuhan mengesampingkan rencananya. Hati Paulus diubahkan, dan ia diberi misi baru (Kisah Para Rasul 9:1-22). Ketika kita menyerahkan rencana kita kepada Tuhan, Dia memakai kita untuk tujuan-Nya. Kita bukanlah milik kita sendiri (lihat 1 Korintus 6:19).

Menyerahkan rencana kita kepada kehendak Tuhan bukan berarti mengorbankan ambisi atau usaha kita. Ini berarti mengambil sikap rendah hati dan kesediaan untuk dibimbing oleh tangan Tuhan. Mazmur 37:4-5 mendorong, "bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." Ketika kita bersukacita di dalam Tuhan dan menyerahkan jalan kita kepada-Nya, Dia akan menyelaraskan rencana kita dengan tujuan-Nya.