Pertanyaan

Apa itu ortokardia, dan bagaimana hubungannya dengan ortodoksi dan ortopraksi?

Jawaban
Istilah orthokardia mengacu pada orang Kristen yang memiliki hati yang benar mengenai kepercayaan yang mereka pegang dan perilaku yang mereka lakukan. Salomo menyoroti pentingnya hati manusia ketika ia menulis, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Amsal 4:23). Yesus menegaskan kembali pentingnya hati ketika Dia mengatakan bahwa kebaikan dan kejahatan berakar dari hati (Lukas 8:15; Markus 7:21-22). Penekanan Alkitab pada hati seharusnya mendasari iman semua orang Kristen.

Ketika Alkitab mengacu pada hati, biasanya tidak berbicara tentang organ fisik yang memompa darah ke seluruh tubuh (jantung). Sebaliknya, Alkitab menggunakan hati sebagai metafora untuk menggambarkan inti dari keberadaan seseorang. Hal ini termasuk pikiran, seperti dalam Amsal 23:7, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Hati juga mencakup kehendak, seperti dalam Amsal 16:1, "Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN." Menurut Yeremia 17:9, hati itu berdosa: "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?"

Mengetahui dua bagian dari kata ortokardia membantu untuk memahami maknanya. Awalan ortho- berasal dari kata Yunani yang berarti "benar" atau "tepat", yang sering digunakan untuk menggambarkan perspektif atau pendekatan yang benar terhadap suatu topik. Selain itu, doxy, yang berasal dari bahasa Yunani doxa, berkaitan dengan kepercayaan atau opini. Dengan demikian, dalam teologi, kata ortodoksi berarti "doktrin yang benar". Melanjutkan pola ini, kata Yunani praxy mengacu pada praktik atau perilaku, sehingga ortopraksi berarti "praktik yang benar". Dan ortokardia berarti "hati yang benar."

Konsep ortodoksi dan ortopraksi secara historis saling berkaitan. Hal ini karena teologi Kristen telah lama mengakui pentingnya mempraktikkan apa yang dipercayai. Bahkan, Perjanjian Baru menyoroti hubungan antara ortodoksi dan ortopraksi dalam beberapa ayat kunci. Sebagai contoh, Yakobus menulis, "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (Yakobus 2:26). Demikian pula, Paulus mengutuk mereka yang secara lisan mengaku memiliki teologi yang benar tetapi gagal menunjukkannya melalui perbuatan. Ia berkata, "Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik" (Titus 1:16).

Istilah ortokardia lebih jarang digunakan dibandingkan ortodoksi dan ortopraksi, namun istilah ini mencerminkan sebuah kebenaran penting yang berakar dari Alkitab. "Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati" (1 Samuel 16:7). Yesus mengutip Yesaya 29:13 untuk menekankan pentingnya hati dalam ibadah: "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia" (Matius 15:8-9). Lebih jauh lagi, Dia menyoroti pengaruh hati terhadap perkataan yang benar: "Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya" (Lukas 6:45). Oleh karena itu, ortokardia adalah fondasi bagi ortodoksi dan ortopraksi. Kepercayaan dan praktik Kristen tidak hanya terdiri dari persetujuan mental atau ritual keagamaan. Sebaliknya, semua itu dibangun di atas keyakinan yang berakar jauh di dalam hati.

Istilah orthokardia mungkin tidak umum digunakan, tetapi istilah ini mencerminkan ajaran utama Perjanjian Baru. Rasul Paulus mengilustrasikan pentingnya kasih sebagai dasar dari kepercayaan dan perilaku orang Kristen: "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku" (1 Korintus 13:1-3). Dengan demikian, ortokardia adalah titik awal yang tak tergantikan dari ortodoksi dan ortopraksi.