Pertanyaan
Apa artinya menjelang pagi terdengar sorak-sorai?
Jawaban
"Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai" (Mazmur 30:6). Berbicara tentang disiplin Tuhan, pemazmur mengingatkan kita bahwa penderitaan yang kita hadapi dalam hidup ini bersifat sementara. Sesakit apa pun suatu musim, itu hanyalah musim. Hidup ini penuh liku, naik turun, dan meskipun kita mungkin menderita di malam-malam yang gelap, pagi akan datang. Ayat 12 dan 13 menjelaskan lebih lanjut tentang gagasan ini: "Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu."
Kita harus bernyanyi bagi Tuhan, menyembah dan memuji Dia (Mazmur 30:4; 63:4; 104:33; 146:2). Ketika kita berdiam diri dan hati kita berpaling dari penyembahan, kita tidak hidup sesuai dengan potensi penuh kita. Dunia yang penuh dengan dosa ini memberi kita banyak alasan untuk putus asa (Yohanes 16:33). Dosa kita sendiri sering kali mendatangkan disiplin dari Tuhan (Ibrani 12:7-8; Wahyu 3:19). Sakit hati, kekecewaan, dan pengkhianatan dapat membuat kita merasa hancur, dan kita mungkin bertanya-tanya apakah harapan tidak akan pernah ada lagi. Maka Tuhan mengingatkan kita bahwa menjelang pagi terdengar sorak-sorai. Malam yang gelap dapat berlangsung lama, tetapi tidak akan pernah permanen bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Alih-alih putus asa, kita memiliki janji-Nya bahwa Dia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Roma 8:28). Hanya Tuhan yang dapat mengambil hal yang sangat buruk dan mengubahnya menjadi sesuatu yang sangat baik. Bahkan ketika berjalan melalui "lembah kekelaman," kita tidak perlu takut akan apa pun (Mazmur 23:4). Gembala kita yang baik tidak pernah meninggalkan kita, dan penderitaan kita selalu memiliki tujuan (Mazmur 56:8). Tuhan dapat mengambil bagian yang hancur dalam hidup kita dan menciptakan mosaik yang memberkati dunia. Seringkali penderitaan tergelap kita menjadi terang yang paling terang ketika kita mempercayakannya kepada-Nya. Menjelang pagi terdengar sorak-sorai ketika kita sadar akan tujuan kita dan melihat bahwa kesalahan, kesedihan, dan kebingungan kita telah menjadi fondasi di mana Tuhan membangun sebuah pelayanan.
Daud memahami hal itu. Dia diurapi menjadi raja ketika masih remaja (1 Samuel 16:13), tetapi menghabiskan bertahun-tahun dalam pelarian dari Raja Saul yang berkuasa. Tetapi tahun-tahun itu tidak sia-sia. Meskipun sulit, selama tahun-tahun itulah Daud menulis banyak mazmur yang sekarang menghibur jutaan orang. Rasul Paulus mendengar pintu penjara dibanting di belakangnya, dan selama dua tahun yang panjang, ia duduk di dalam sel penjara karena memberitakan Injil. Tahun-tahun itu mungkin tampak sia-sia, namun selama masa pemenjaraannya itulah ia menulis setidaknya empat kitab Perjanjian Baru.
Tuhan mengizinkan penderitaan dan pergumulan dalam hidup kita untuk memurnikan kita seperti emas (1 Petrus 1:6-7). Yesus adalah Allah dalam rupa manusia, namun Dia sangat menderita ketika berada di bumi sehingga kita tahu bahwa Dia memahami penderitaan kita (Ibrani 4:15; 5:7-8). Betapapun buruknya penderitaan yang dialami Yesus pada saat itu, ada "sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibrani 12:2). Kita diperintahkan untuk "ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa" (ayat 3). Jadi, Yesus memberi contoh kepada kita apa artinya menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
Kita harus bernyanyi bagi Tuhan, menyembah dan memuji Dia (Mazmur 30:4; 63:4; 104:33; 146:2). Ketika kita berdiam diri dan hati kita berpaling dari penyembahan, kita tidak hidup sesuai dengan potensi penuh kita. Dunia yang penuh dengan dosa ini memberi kita banyak alasan untuk putus asa (Yohanes 16:33). Dosa kita sendiri sering kali mendatangkan disiplin dari Tuhan (Ibrani 12:7-8; Wahyu 3:19). Sakit hati, kekecewaan, dan pengkhianatan dapat membuat kita merasa hancur, dan kita mungkin bertanya-tanya apakah harapan tidak akan pernah ada lagi. Maka Tuhan mengingatkan kita bahwa menjelang pagi terdengar sorak-sorai. Malam yang gelap dapat berlangsung lama, tetapi tidak akan pernah permanen bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Alih-alih putus asa, kita memiliki janji-Nya bahwa Dia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Roma 8:28). Hanya Tuhan yang dapat mengambil hal yang sangat buruk dan mengubahnya menjadi sesuatu yang sangat baik. Bahkan ketika berjalan melalui "lembah kekelaman," kita tidak perlu takut akan apa pun (Mazmur 23:4). Gembala kita yang baik tidak pernah meninggalkan kita, dan penderitaan kita selalu memiliki tujuan (Mazmur 56:8). Tuhan dapat mengambil bagian yang hancur dalam hidup kita dan menciptakan mosaik yang memberkati dunia. Seringkali penderitaan tergelap kita menjadi terang yang paling terang ketika kita mempercayakannya kepada-Nya. Menjelang pagi terdengar sorak-sorai ketika kita sadar akan tujuan kita dan melihat bahwa kesalahan, kesedihan, dan kebingungan kita telah menjadi fondasi di mana Tuhan membangun sebuah pelayanan.
Daud memahami hal itu. Dia diurapi menjadi raja ketika masih remaja (1 Samuel 16:13), tetapi menghabiskan bertahun-tahun dalam pelarian dari Raja Saul yang berkuasa. Tetapi tahun-tahun itu tidak sia-sia. Meskipun sulit, selama tahun-tahun itulah Daud menulis banyak mazmur yang sekarang menghibur jutaan orang. Rasul Paulus mendengar pintu penjara dibanting di belakangnya, dan selama dua tahun yang panjang, ia duduk di dalam sel penjara karena memberitakan Injil. Tahun-tahun itu mungkin tampak sia-sia, namun selama masa pemenjaraannya itulah ia menulis setidaknya empat kitab Perjanjian Baru.
Tuhan mengizinkan penderitaan dan pergumulan dalam hidup kita untuk memurnikan kita seperti emas (1 Petrus 1:6-7). Yesus adalah Allah dalam rupa manusia, namun Dia sangat menderita ketika berada di bumi sehingga kita tahu bahwa Dia memahami penderitaan kita (Ibrani 4:15; 5:7-8). Betapapun buruknya penderitaan yang dialami Yesus pada saat itu, ada "sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibrani 12:2). Kita diperintahkan untuk "ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa" (ayat 3). Jadi, Yesus memberi contoh kepada kita apa artinya menjelang pagi terdengar sorak-sorai.