Pertanyaan

Apa artinya memiliki kesaksian Yesus (Wahyu 12:17)?

Jawaban
Wahyu 12:17 menyatakan, "Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Dan ia tinggal berdiri di pantai laut." Banyak yang dapat dikatakan tentang ayat ini dan ayat-ayat di sekitarnya, tetapi fokus kita adalah pada pertanyaan Apa artinya memiliki kesaksian Yesus?

Kesaksian Yesus merujuk kepada Injil, kabar baik yang mencakup pribadi dan karya Kristus. Ini adalah pesan utama dari Kekristenan, yang tanpanya kita tidak akan memiliki iman Kristen dan tidak ada seorang pun yang akan diselamatkan. Injil menyatakan bahwa Tuhan mengambil rupa manusia dalam diri Yesus untuk mengantarkan kerajaan-Nya dan menebus kita dari dosa-dosa kita. Umat manusia dan seluruh ciptaan rusak karena dosa. Oleh karena itu, kita membutuhkan penebusan yang dibawa oleh Yesus.

Injil juga menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah lama dinanti-nantikan, yang datang untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan dosa dan kegelapan. Di dalam Injil, kita menemukan harapan akan masa depan yang diperbarui. Berpegang pada kesaksian Yesus berarti tetap setia pada Injil. Hal ini melampaui persetujuan intelektual belaka, yang menuntut komitmen total.

Dalam Wahyu 12, mereka yang berpegang pada kesaksian Yesus menjadi sasaran naga (Iblis) selama masa kesengsaraan di masa depan. Orang-orang percaya ini akan setia sampai mati karena mereka menolak Antikristus, menaati perintah-perintah Tuhan, dan memberikan kesaksian tentang kebenaran Injil. Masa penganiayaan ini juga dinubuatkan dalam Daniel 7:25, ketika "tanduk kecil" pada binatang itu akan "menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi" (lihat juga Daniel 7:21).

Hari ini, kita berpegang pada kesaksian Yesus ketika kita bersaksi kepada orang lain dalam kata-kata dan perbuatan. Hal ini mencakup penginjilan, pemuridan, dan perilaku Kristen yang benar yang muncul dari kasih karunia Tuhan. Kita dipanggil untuk membangun hidup kita di atas Yesus (Matius 7:24-25; Kolose 2:6-7), berusaha untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya saat Roh Kudus menguduskan kita (Roma 8:28; 2 Korintus 3:18). Dalam Wahyu 12:17, memelihara kesaksian Yesus dikaitkan dengan memelihara perintah Tuhan, yang menunjukkan hubungan antara keduanya dalam kehidupan seorang Kristen. Injil memotivasi kita untuk mengasihi Tuhan dengan menaati perintah-perintah-Nya.

Berpegang pada kesaksian Yesus juga melibatkan ketabahan dalam menghadapi cobaan. Yohanes menulis kitab Wahyu kepada orang-orang Kristen yang teraniaya, dan penggambarannya mengungkapkan iblis sebagai sumber dari penganiayaan ini. Bumi yang telah diperbaharui yang dijanjikan Tuhan akan bebas dari penderitaan, rasa sakit, dan air mata. Namun, di zaman sekarang ini kita akan menghadapi pencobaan. Kita dipanggil untuk bertekun, bergantung pada Roh Kudus untuk bertahan melewati badai.

Pegangan kita pada kesaksian Yesus tidaklah sia-sia. Kita tidak hanya menemukan kedamaian dalam pencobaan dan sukacita yang melampaui keadaan, tetapi kita juga berjalan menuju utopia yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan.