Pertanyaan

Apakah yang dimaksud dengan perjanjian (covenant)?

Jawaban
Secara umum, perjanjian adalah janji antara dua pihak atau lebih untuk melakukan tindakan tertentu. Kata ini juga dapat digunakan sebagai kata kerja seperti dalam kalimat "Kami berjanji untuk bekerja sama dalam proyek ini hingga selesai." Perjanjian sangat mirip dengan janji.

Konsep perjanjian sangat penting dalam Alkitab. Sebenarnya, kata testament adalah kata lain dari perjanjian. Alkitab terdiri dari dua bagian, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Old Testament and New Testament). Perjanjian adalah konsep yang terkenal pada zaman kuno, dan perjanjian dapat dibuat antara dua pihak yang setara atau antara raja dan rakyat. Raja akan menjanjikan perlindungan tertentu, dan rakyat akan menjanjikan kesetiaan kepada raja. Perjanjian bisa bersyarat atau tidak bersyarat.

Perjanjian Lama lebih dari sekadar sejarah Israel. Perjanjian Lama sesungguhnya adalah sejarah perjanjian di mana Tuhan menyatakan, sedikit demi sedikit, karakter-Nya serta rencana dan tujuan-Nya bagi umat manusia. Sebagian besar ahli Alkitab mengenali beberapa perjanjian utama dalam Perjanjian Lama di mana Tuhan berjanji untuk melakukan sesuatu.

Setelah air bah, Tuhan membuat perjanjian dengan Nuh bahwa Dia tidak akan pernah lagi menghancurkan dunia melalui air bah, dan Dia juga memberikan beberapa prinsip dasar bagi umat manusia untuk dijalani (Kejadian 8:20-9:17). Meskipun umat manusia segera jatuh lagi ke dalam ketidaktaatan yang merajalela, janji untuk tidak menghancurkan bumi melalui air bah tidak bersyarat.

Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham di mana Dia berjanji, "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kejadian 12:1-3). Perjanjian ini diulangi dalam Kejadian 15 dan 17. Perjanjian ini juga merupakan perjanjian tanpa syarat.

Tuhan membuat perjanjian dengan Israel mengenai penggunaan Tanah Perjanjian (Keluaran 19-24). Tanah itu telah diberikan kepada keturunan Abraham tanpa syarat; namun, penggunaan tanah itu oleh generasi tertentu dari bangsa Israel bergantung pada ketaatan mereka. Akibatnya, terkadang mereka tinggal di tanah itu tetapi ditindas dan tidak dapat menikmati manfaat penuh dari tanah itu, seperti yang terlihat dalam kitab Hakim-hakim. Kemudian, bangsa Israel diasingkan dari tanah itu karena ketidaktaatan dan penyembahan berhala. Namun, meskipun satu generasi tidak taat, Tuhan berjanji untuk membawa generasi berikutnya kembali ke tanah itu (Yesaya 11:11-12). Dia menepati janji-Nya, seperti yang dicatat dalam kitab Ezra dan Nehemia.

Tuhan membuat perjanjian dengan Daud bahwa ia akan memiliki keturunan yang akan duduk di atas takhtanya untuk selama-lamanya (2 Samuel 7). Ini adalah perjanjian yang tidak bersyarat, meskipun masa pemerintahan seorang penguasa Daud dapat dibatasi oleh ketidaktaatannya. Putra Salomo, Rehabeam, kehilangan sebagian besar kerajaan karena pilihannya yang bodoh. Perjanjian ini pada akhirnya digenapi di dalam Yesus Kristus, Anak Daud.

Dalam Yeremia 31, Tuhan menjanjikan Perjanjian Baru dengan Israel. Israel berulang kali melanggar ketentuan-ketentuan dalam semua perjanjian sebelumnya, tetapi Tuhan berjanji bahwa kali ini akan berbeda karena hati mereka akan diubahkan sehingga mereka mau setia. Hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru dengan kedatangan Kristus dan berdiamnya Roh Kudus, yang memberi umat Tuhan keinginan untuk menaati-Nya. Yang mengejutkan bagi beberapa orang adalah bahwa orang bukan Yahudi juga termasuk dalam perjanjian ini.

Konsep perjanjian telah hilang dalam masyarakat modern. Janji diingkari ketika keadaan baru muncul. Kontrak dilanggar, dan salah satu pihak hanya berkata, "Tuntut saya." Pernikahan seharusnya merupakan perjanjian antara seorang pria dan seorang wanita untuk seumur hidup, tetapi perceraian adalah hal yang biasa saat ini. Terlepas dari betapa tidak setianya manusia, Tuhan tidak akan pernah tidak setia pada janji-janji perjanjian-Nya.