www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah yang dimaksud oleh Perjanjian Nuh?

Jawaban:
Perjanjian Nuh, yang ditemukan dalam Kejadian 9:8-17, adalah janji yang Allah adakan dengan Nuh dan keturunannya pasca-banjir yang menghancurkan dunia. Perjanjian Nuh memiliki beberapa fitur khusus. Pertama, perjanjian ini tidak berkondisi. Kedua, perjanjian ini ditetapkan kepada Nuh dan semua keturunannya, serta “segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu” dan bumi secara umum (Kejadaian 9:8-10). Perjanjian ini dimeteraikan dengan sebuah tanda, pelangi.

Perjanjian Nuh adalah perjanjian yang tak berkondisi karena perjanjian itu tidak bergantung pada pemeliharaan atau karya Nuh serta keturunannya. Perjanjian itu berdasarkan kesetian Allah saja. Karena Allah setia melakukan apa yang Ia firmankan, maka kita dapat yakin bahwa banjir air bah secara global seperti yang terjadi pada zaman Nuh tidak akan terulang lagi, bahkan sejahat apapun ulah manusia. Baik kejahatan maupun kebenaran manusia tidak akan mempengaruhi perjanjian ini. Tidak ada “kondisi” yang bakal menyebabkan Allah mengingkari janji-Nya. Ini bukan berarti Allah tidak akan kembali menghancurkan bumi. Dari pembacaan 2 Petrus 3:10,11 dan Wahyu 20:9, 21:1, kita tahu bahwa Allah berjanji bakal menghancurkan bumi dengan api melalui serangkaian malapetaka yang dijuluki “Hari Tuhan.”

Setelah banjir air bah, Allah berjanji tidak akan menyebabkan kehancuran bumi melalui banjir air bah secara global sebagai hukuman atas dosa. Sebagai simbol yang mengingatkan Nuh dan keturunan-Nya akan perjanjian-Nya, Allah berfirman: “maka Kutaruh pelangi-Ku di awan” (Kejadian 9:12-13). Sama seperti sunat merupakan simbol Perjanjian Abraham, pelangi adalah simbol Perjanjian Nuh. Pelajaran bagi kita adalah bahwa setiap kali kita menatap pelangi, kita diingatkan akan kesetiaan Allah serta kasih-karuniaNya yang luar biasa. Kita juga perlu mengingat bahwa Allah kita kudus dan benar, yang memiliki kebencian yang suci terhadap dosa dan Ia tidak akan membiarkan dosa tak terhukum selamanya. Selain itu, seperti Allah menyediakan jalan keselamatan bagi Nuh dan keluarganya melalui bahtera, Ia juga menyediakan sarana keselamatan kita melalui Yesus Kristus. Nuh dan keluarganya diselamatkan dari murka Allah yang datang dalam banjir, sama-halnya dengan mereka yang berada dalam Kristus diselamatkan dari “murka Allah yang akan datang” (1 Tesalonika 1:10).

© Copyright Got Questions Ministries