Pertanyaan

Apa itu Meditasi Renungan Kristen?

Jawaban
Alkitab berbicara tentang merenungkan Firman Tuhan dan hukum-hukum-Nya di seluruh Alkitab. Kata meditasi berarti "perenungan atau refleksi yang bijaksana untuk jangka waktu tertentu." Mazmur 1:2 mengatakan bahwa orang yang diberkati adalah "yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." Alkitab mengarahkan kita untuk berpikir secara alkitabiah dengan membawa Firman Tuhan ke dalam kehidupan pemikiran kita sehari-hari. Meditasi Renungan Kristen (Christian Devotional Meditation: CDM) adalah upaya untuk memahami diri sendiri dan fokus pada kehadiran Tuhan.

Meditasi Renungan Kristen adalah teknik meditasi khusus yang dipromosikan oleh beberapa gereja dan psikolog Kristen. Meditasi ini dimaksudkan untuk memungkinkan seseorang untuk menguasai setiap pikiran dan memusatkan perhatiannya pada Kristus untuk jangka waktu tertentu. Kitab Suci bukanlah titik fokus dari meditasi ini; sebaliknya, orang yang bermeditasi disarankan untuk memilih mantra. Sebagai contoh, seseorang yang menggunakan Meditasi Renungan Kristen dapat bermeditasi pada pernyataan "Tuhan mengasihi saya" untuk mengatasi perasaan negatif dan meningkatkan kesadarannya akan kepedulian Tuhan kepadanya. Mantra yang direkomendasikan termasuk "Maranatha," "Sukacita Tuhan adalah kekuatanku," "Aku berjalan dengan iman," dan "Damai sejahtera, tenteramlah." Dalam penggunaan pernyataan singkat yang berulang-ulang dan penuh kebenaran, Meditasi Renungan Kristen mirip dengan doa kontemplatif; dalam fokusnya pada kesadaran diri, Meditasi Renungan Kristen menyerupai teknik kesadaran. Bahkan, Meditasi Renungan Kristen terkadang dipandang sebagai meditasi kesadaran versi Kristen.

Meditasi Alkitab yang sejati melibatkan waktu pribadi yang tenang dan penuh perhatian untuk berkonsentrasi pada Firman Tuhan. Pendalaman Alkitab pribadi kita haruslah merupakan waktu di mana kita berfokus pada Alkitab, apa artinya, dan bagaimana hal itu diterapkan dalam kehidupan kita. Selama meditasi alkitabiah yang benar, seorang Kristen memulai dengan satu bagian Alkitab, membacanya dengan penuh doa, mempelajarinya, merenungkannya, dan mengizinkannya untuk menembus hatinya dan mengubah hidupnya. Namun, Meditasi Renungan Kristen tidak secara langsung terkait dengan studi Alkitab. Topik-topik meditasi dalam Meditasi Renungan Kristen mungkin bersifat rohani, dan mungkin juga alkitabiah, tetapi topik-topik tersebut tidak diambil dari studi Alkitab. Mengulang-ulang "Tuhan mengasihi saya" atau "Tuhan memegang kendali" atau "Tuhan adalah gembalaku" bukanlah meditasi yang alkitabiah.

Meditasi Renungan Kristen memiliki beberapa bahaya spiritual yang melekat. Penggunaan mantra, pernapasan yang terkendali, dan teknik relaksasi berasal dari mistisisme Timur. Para pendukung Meditasi Renungan Kristen juga menyarankan para praktisi untuk memilih tempat yang alami, mendengarkan musik yang menenangkan, dan memvisualisasikan sesuatu untuk membantu memfokuskan pikiran mereka. Sekali lagi, ini adalah teknik meditasi yang terkait dengan agama-agama Timur atau praktik Zaman Baru, bukan meditasi alkitabiah. Selain itu, banyak praktisi Meditasi Renungan Kristen mengklaim bahwa, dalam ketenangan jiwa mereka yang tenang, mereka mendengar Roh Kudus berbicara kepada mereka dan mereka melihat penglihatan yang dikirim oleh Tuhan. Klaim-klaim semacam itu tentang menerima pesan-pesan "baru" dari Tuhan melangkahi otoritas Alkitab dan merendahkan nilainya. Hubungan Meditasi Renungan Kristen dengan doa kontemplatif, doa perendaman, dan visualisasi juga bermasalah.

Pada akhirnya, kita tidak membutuhkan Meditasi Renungan Kristen. Kita tidak membutuhkan mantra-mantra dan "bertele-tele" (Matius 6:7) untuk terhubung dengan Tuhan. Kita tidak membutuhkan pernapasan yang terkendali atau musik Zaman Baru untuk masuk ke dalam hadirat-Nya. Kita membutuhkan hati yang rendah hati dan penuh penyesalan serta komitmen untuk memahami dan menaati Firman Tuhan yang diwahyukan (Mazmur 1).