Pertanyaan
Apakah Binitarianisme itu? Apakah Binitarianisme itu alkitabiah?
Jawaban
Binitarianisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan yang esa dan benar itu ada dalam dua Pribadi (Bapa dan Anak). Binitarianisme dibedakan dari Trinitarianisme (Allah ada sebagai tiga Pribadi) dan Unitarianisme (Allah hanya ada sebagai satu Pribadi). Hal ini juga dibedakan dari bitheisme (kepercayaan pada dua dewa). Binitarianisme tidak pernah menjadi pandangan yang populer tentang Allah dan dipegang oleh sejumlah kecil kelompok saat ini.
Binitarianisme mengajarkan bahwa Roh Kudus sebenarnya hanyalah nama lain dari Yesus-lebih tepatnya, bahwa Yesus hanyalah Roh yang berinkarnasi. Klaim ini didasarkan pada kesalahan pembacaan dari sebuah ayat dalam kitab "Gembala Hermas" yang bukan kitab kanonik dan pada Roma 8:9, yang mengatakan, "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus" (bdk. 1 Petrus 1:10-11). Di sini, "Roh Allah" tampaknya disamakan dengan "Roh Kristus"; jika "Roh Kristus" hanyalah nama lain dari Yesus, seperti yang dikatakan oleh Binitarianisme, maka tidak ada Pribadi ketiga dalam keallahan.
Cara yang lebih baik untuk memahami Roma 8:9 adalah bahwa Roh Kudus disebut "Roh Kristus" karena Ia diutus oleh Kristus (Yohanes 15:26), Ia bersaksi tentang Kristus (Yohanes 15:26), Ia datang dalam nama Kristus (Yohanes 14:26), dan Ia memeteraikan orang-orang yang percaya kepada Kristus (Efesus 1:13). Fakta bahwa Anak mengutus Roh dari Bapa menunjukkan bahwa ketiga Pribadi Tritunggal itu berbeda.
Tritunggal adalah misteri yang besar, dan bahkan para ahli Alkitab yang paling terpelajar sekalipun tidak dapat menjelaskannya secara memadai. Namun, Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, mengajarkan bahwa Allah yang esa dan benar itu ada dalam tiga Pribadi (Bapa, Anak, dan Roh Kudus). Alkitab juga mengajarkan bahwa Anaklah yang berinkarnasi, bukan Bapa atau Roh Kudus. Dengan demikian, Binitarianisme tidak alkitabiah.
Binitarianisme mengajarkan bahwa Roh Kudus sebenarnya hanyalah nama lain dari Yesus-lebih tepatnya, bahwa Yesus hanyalah Roh yang berinkarnasi. Klaim ini didasarkan pada kesalahan pembacaan dari sebuah ayat dalam kitab "Gembala Hermas" yang bukan kitab kanonik dan pada Roma 8:9, yang mengatakan, "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus" (bdk. 1 Petrus 1:10-11). Di sini, "Roh Allah" tampaknya disamakan dengan "Roh Kristus"; jika "Roh Kristus" hanyalah nama lain dari Yesus, seperti yang dikatakan oleh Binitarianisme, maka tidak ada Pribadi ketiga dalam keallahan.
Cara yang lebih baik untuk memahami Roma 8:9 adalah bahwa Roh Kudus disebut "Roh Kristus" karena Ia diutus oleh Kristus (Yohanes 15:26), Ia bersaksi tentang Kristus (Yohanes 15:26), Ia datang dalam nama Kristus (Yohanes 14:26), dan Ia memeteraikan orang-orang yang percaya kepada Kristus (Efesus 1:13). Fakta bahwa Anak mengutus Roh dari Bapa menunjukkan bahwa ketiga Pribadi Tritunggal itu berbeda.
Tritunggal adalah misteri yang besar, dan bahkan para ahli Alkitab yang paling terpelajar sekalipun tidak dapat menjelaskannya secara memadai. Namun, Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, mengajarkan bahwa Allah yang esa dan benar itu ada dalam tiga Pribadi (Bapa, Anak, dan Roh Kudus). Alkitab juga mengajarkan bahwa Anaklah yang berinkarnasi, bukan Bapa atau Roh Kudus. Dengan demikian, Binitarianisme tidak alkitabiah.