settings icon
share icon
Pertanyaan

Apakah yang dimaksud dengan Perjanjian Perbuatan?

Jawaban


Perjanjian Perbuatan, yang juga disebut Perjanjian Edenic, adalah perjanjian pertama yang dibuat antara Tuhan dan manusia. Tuhan meneguhkan Perjanjian Perbuatan dengan Adam dalam Kejadian 2:16-17: "Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: 'Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.'" Dalam Teologi Perjanjian, Perjanjian Perbuatan melampaui Perjanjian Edenic, menjadi dasar dari Hukum Taurat, dan dikontraskan dengan Perjanjian Anugerah.

Seperti yang ditunjukkan oleh sejarah Alkitab, beberapa perjanjian Tuhan ada yang bersyarat dan ada yang tidak bersyarat. Perjanjian Perbuatan adalah perjanjian bersyarat. Pengakuan Iman Westminster menggambarkan perjanjian ini sebagai perjanjian yang "di dalamnya kehidupan dijanjikan kepada Adam, dan di dalam dia kepada keturunannya, dengan syarat ketaatan yang sempurna dan bersifat pribadi" (VII.2). Artinya, kehidupan kekal dijanjikan kepada Adam dan semua keturunannya jika mereka menaati Tuhan.

Sayangnya, Adam gagal dalam tanggung jawabnya dan melanggar Perjanjian Perbuatan. Setan, dalam wujud ular, menipu istri Adam, Hawa, untuk tidak menaati Tuhan dengan kebohongan ini: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat" (Kejadian 3:4-5). Karena terpikat oleh tawaran ini, Hawa pun memakan buah terlarang itu. Adam, yang jelas-jelas memutuskan untuk membuat peraturannya sendiri daripada menaati peraturan Tuhan, mengikuti istrinya dalam berbuat dosa, dan mereka berdua jatuh dari keadaan tidak berdosa.

Konsekuensi dari kegagalan Adam dalam menaati Tuhan cukup berat. Adam dan Hawa, beserta seluruh keturunannya, kehilangan persekutuan mereka dengan Tuhan, natur mereka yang murni, dan rumah mereka di taman. Umat manusia berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan kejahatan mereka seiring berjalannya waktu. Anak sulung Adam dan Hawa melakukan pembunuhan (Kejadian 4:8), dan tak lama kemudian "segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata" (Kejadian 6:5).

Dalam kondisi manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, Perjanjian Perbuatan hanya memiliki kemampuan untuk mendatangkan kesengsaraan dan hukuman atas manusia. Karena upah bagi umat manusia, di bawah perjanjian Eden, ditentukan oleh perilaku mereka, maka mereka hanya dapat menuai konsekuensi-konsekuensi negatif. Umat manusia sangat membutuhkan penebusan yang akan membawanya keluar dari status negatif. Umat manusia membutuhkan penyelamatan dari hukuman, dan itulah yang Tuhan sediakan setelah Perjanjian Perbuatan dilanggar.

Setelah kejatuhan, sebelum Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, "TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka" (Kejadian 3:21), sebuah tindakan yang mengimplikasikan penumpahan darah binatang. Pada saat yang sama, Tuhan membuat janji penebusan yang kedua tanpa syarat kepada Adam dan Hawa (Kejadian 3:14-24), yang juga mengandung nubuat pertama tentang kedatangan Kristus, dengan petunjuk-petunjuk Injil (ayat 15).

Yang dibutuhkan manusia adalah penebusan dari kondisi mereka yang tanpa harapan. Yesus Kristus datang dan menaati Perjanjian Perbuatan dengan sempurna menggantikan kita, mengganti keadaan manusia yang buruk, menjadi baik. Dia mampu melakukan hal ini karena Dia adalah Tuhan dalam daging manusia dan tidak mewarisi sifat dosa dari Adam. "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1 Korintus 15:22). Hasil karya Kristus menjadi milik setiap orang yang menerima Kristus di dalam Perjanjian Baru, yang merupakan perjanjian kasih karunia dan penebusan. "Dan karena Kristus telah memenuhi syarat-syarat dari perjanjian perbuatan, maka manusia sekarang dapat menuai buah dari perjanjian yang semula melalui iman kepada Yesus Kristus" (Louis Berkhof, Systematic Theology, First Banner of Truth, 1958, hal. 214).

Para teolog terkadang merujuk kepada karya Kristus dalam dua bagian: ketaatan-Nya yang aktif dan pasif. Ketaatan-Nya bersifat aktif dalam arti bahwa tindakan-tindakan-Nya sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketaatan aktif ini, yang terdiri dari mukjizat-mukjizat-Nya, ketaatan kepada Roh Tuhan, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang baik, menggantikan seluruh kehidupan yang penuh dengan ketidaktaatan. Ketaatan pasif Kristus terlihat dalam pilihan-Nya untuk tunduk kepada Tuhan dan menerima hukuman manusia atas diri-Nya. Ketaatan pasif Kristus cukup untuk membayar semua kehidupan yang berdosa, tidak peduli berapa banyak dosa yang telah dilakukan. Kristus telah memenuhi syarat-syarat Perjanjian Perbuatan dan membebaskan semua orang yang mau percaya kepada-Nya.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apakah yang dimaksud dengan Perjanjian Perbuatan?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries