Pertanyaan
Haruskah orang Kristen menyekolahkan anak-anak mereka di rumah (homeschooling)?
Jawaban
Pertanyaan apakah orang Kristen harus menyekolahkan anak-anak mereka di rumah adalah pertanyaan yang banyak diperdebatkan oleh banyak keluarga. Alkitab mengatakan bahwa anak-anak adalah anugerah dari Tuhan, yang secara khusus diciptakan untuk perkenanan dan tujuan ilahi-Nya (Mazmur 127:3-5; 139:13-16). Tuhan telah mempercayakan anak-anak kepada kita untuk waktu yang sangat singkat, di mana orang tua memiliki tanggung jawab untuk melatih, mendidik, mengasuh, dan mendisiplinkan mereka, serta mengawasi pendidikan mereka (Efesus 6:4). Sangatlah penting bagi orang tua Kristen untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak mereka sejak usia dini, menunjukkan kepada mereka bagaimana memasukkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan terus percaya kepada Tuhan. Pelatihan rohani bahkan lebih penting daripada pelatihan akademis, dan hal itu tidak terjadi secara kebetulan; itu harus disengaja dan menjadi kebiasaan. Pertanyaannya adalah cara pendidikan mana yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
Ada banyak alasan yang sangat baik untuk memutuskan untuk mendidik anak-anak di rumah sebagai alternatif dari sekolah umum. Kebebasan yang dimiliki orang tua dalam memilih kurikulum homeschooling memungkinkan mata pelajaran akademis diajarkan melalui pandangan dunia yang alkitabiah dan bukan pandangan dunia sekuler. Alih-alih diajarkan teori evolusi, misalnya, anak-anak dapat belajar bagaimana Tuhan menciptakan langit dan bumi. Pada zaman Alkitab, anak-anak terutama dididik dan disosialisasikan oleh keluarga mereka dan kemudian hidup dan bekerja di masyarakat. Alih-alih dimasukkan ke dalam ruang kelas yang dipisahkan berdasarkan usia hampir sepanjang hari, mereka belajar berkomunikasi dengan orang dewasa dan anak-anak dari segala usia.
Sekolah-sekolah umum - dan bahkan beberapa sekolah swasta dan sekolah Kristen - dapat menjadi medan peperangan rohani bagi anak-anak kita. Mereka mungkin dibanjiri dengan doktrin anti-Kristen, moralitas relatif, dan teori-teori humanistik sekuler. Alkitab berkata, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1 Korintus 15:33). Anak-anak cenderung mengadopsi nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang yang paling sering mereka habiskan waktu bersama mereka, sehingga sangat penting bagi orang tua yang tidak memilih homeschooling untuk meluangkan banyak waktu untuk mengindoktrinasi anak-anak mereka dengan kebenaran Alkitab. Di sekolah, mereka dihadapkan pada sistem nilai dari para siswa, guru, dan staf pengajar yang bukan Kristen. Mereka mungkin diberitahu bahwa homoseksualitas hanyalah "gaya hidup alternatif", bahwa aborsi dapat diterima, dan hubungan seks sebelum menikah adalah hal yang normal dan sehat. Anak yang memiliki pengetahuan yang baik tentang prinsip-prinsip Alkitab akan dengan mudah melihat kepalsuan klaim-klaim tersebut dan mungkin akan dipakai Tuhan untuk melawan kebohongan tersebut dengan kebenaran-Nya.
Secara akademis, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak belajar lebih baik di rumah daripada di sekolah. Bahkan guru sekolah negeri terbaik sekalipun tidak memiliki kemampuan untuk meluangkan waktu tatap muka yang berkualitas untuk mengajar setiap siswa. Meskipun banyak guru yang bekerja keras, berdedikasi, dan memiliki kepentingan terbaik bagi murid-muridnya, tidak ada yang dapat dibandingkan dengan cinta dan investasi yang dapat diberikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka.
Pada saat yang sama, sekolah dari rumah bukan untuk semua orang. Variabel sekolah dari rumah yang penting untuk dipertimbangkan adalah apakah seseorang berbakat dan/atau memiliki pelatihan atau keterampilan mengajar yang memadai untuk melakukan sekolah dari rumah secara efektif (dan di beberapa negara bagian, keabsahan secara hukum). Beberapa negara bagian mensyaratkan kredensial akademis khusus dan memiliki kriteria yang ketat untuk siswa homeschooling. Selain itu, homeschooling membutuhkan pengorbanan waktu, energi dan kesabaran yang signifikan agar dapat dilakukan secara efektif. Semua hal ini harus dipertimbangkan sebelum melakukan tantangan monumental yang melekat pada sekolah dari rumah. Sekolah dari rumah tidak harus mencakup seluruh karir akademis seorang anak, karena keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh perubahan variabel pilihan sekolah dan situasi keluarga. Periode sekolah dari rumah mungkin hanya mencakup bagian-bagian strategis dari tahun-tahun sekolah dasar, sekolah menengah atau sekolah menengah atas anak. Satu ukuran tidak cocok untuk semua, karena biasanya tidak ada situasi keluarga yang statis.
Hanya ada sedikit hal yang dapat kita lakukan di dunia ini yang lebih penting daripada mendoakan anak-anak kita dan membesarkan mereka untuk memiliki hati yang mengasihi dan ingin melayani Tuhan. Pada akhirnya, orang tua harus bertanggung jawab kepada Tuhan atas cara mereka membesarkan dan mendidik anak-anak mereka. Sekolah dari rumah mungkin bukan jawaban-Nya untuk setiap keluarga, dan tidak ada satu cara yang "benar" untuk mendidik anak. Setiap keluarga perlu mempertimbangkan dengan penuh doa apakah sekolah dari rumah - atau sekolah swasta, negeri atau Kristen - tepat untuk mereka.
English
Haruskah orang Kristen menyekolahkan anak-anak mereka di rumah (homeschooling)?