Pertanyaan
Apakah takhta Allah itu? Apakah Allah benar-benar memiliki takhta?
Jawaban
Ada beberapa referensi tentang takhta Allah di dalam Alkitab. Yesus menyebut surga sebagai "takhta Allah" dalam Matius 5:34, yang mengingatkan kita akan pernyataan Allah dalam Yesaya 66:1, "Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku." Referensi lain tentang takhta Allah dapat ditemukan dalam 2 Tawarikh 18:18; Mazmur 11:4; Ibrani 8:1; 12:2; Wahyu 1:4; 3:21; 4:2; dan banyak ayat-ayat lainnya.
Takhta adalah tempat duduk khusus yang disediakan bagi seorang raja. Ketika Alkitab berbicara tentang "takhta" Allah, penekanannya adalah pada transendensi, martabat, dan pemerintahan Allah yang berdaulat. Fakta bahwa takhta-Nya ada di surga semakin menggarisbawahi sifat transenden dari keberadaan Allah.
Takhta Allah tidak perlu dianggap sebagai takhta secara harfiah. Allah Bapa tidak bertubuh (Yohanes 4:24). Karena tidak memiliki tubuh fisik, Allah tidak secara harfiah "duduk". Referensi tentang takhta ilahi mirip dengan kiasan Alkitab tentang "tangan" atau "mulut" atau "mata" Allah - semua itu adalah antropomorfisme, deskripsi tentang Allah yang dibungkus dengan istilah-istilah manusiawi untuk menghormati pengetahuan kita yang terbatas. Allah harus menggambarkan diri-Nya dengan cara-cara yang dapat kita pahami.
Yesaya melihat Tuhan "duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci" (Yesaya 6:1). Pada saat itu, sang nabi mendapatkan penglihatan yang diilhami. Takhta Allah (dan jubah-Nya) tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai benda-benda fisik. Sebaliknya, Allah sedang mengkomunikasikan kepada Yesaya tentang keagungan, kemegahan, dan kemuliaan keberadaan-Nya. Gambaran lain tentang takhta Allah dapat ditemukan dalam penglihatan-penglihatan nubuat lainnya, misalnya dalam Yehezkiel dan Yohanes.
Takhta Allah adalah tempat kekuasaan dan otoritas. Dalam 2 Tawarikh 18:18, nabi Mikha menceritakan penglihatannya tentang ruang takhta Allah, tempat makhluk-makhluk roh berdiri di sana. Bandingkan dengan Ayub 1:6, di mana Allah menuntut jawaban dari para malaikat yang dipanggil ke sana.
Takhta Allah adalah tempat yang penuh keagungan dan kehormatan. Alkitab mengatakan bahwa ketika Yesus naik ke surga, Dia "duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibrani 12:2). Tidak ada tempat yang lebih tinggi dari surga. Allah adalah Raja surga, dan Yesus memegang tempat kehormatan di sebelah kanan Allah.
Takhta Allah adalah tempat keadilan yang sempurna. "takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman" (Mazmur 9:8; bdk. 89:14). Penghakiman terakhir, yang digambarkan dalam Wahyu 20, diadakan di hadapan "takhta putih yang besar" (ayat 11).
Takhta Allah adalah tempat kedaulatan dan kekudusan. "Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus" (Mazmur 47:9; bdk. 103:19). Dia melakukan apa pun yang Dia kehendaki, dan semua yang Dia lakukan adalah baik.
Takhta Allah adalah tempat pujian. Penglihatan Yohanes tentang surga meliputi sebuah adegan di mana "nyanyian baru" dinyanyikan untuk memuji Dia yang menduduki takhta (Wahyu 14:3). Di sekeliling takhta itu, pujian kepada Allah pasti "mulia" (Mazmur 66:2).
Takhta Allah adalah tempat yang suci. Hanya orang-orang yang telah ditebus, yaitu mereka yang telah dianugerahi kebenaran Kristus, yang memiliki hak untuk berdiri di hadapan takhta-Nya (Wahyu 14:5).
Takhta Allah adalah tempat kehidupan kekal. Allah adalah Sumber kehidupan. Di surga, Yohanes melihat "sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba" (Wahyu 22:1).
Takhta Allah adalah tempat kasih karunia. Takhta Allah tidak hanya melambangkan penghakiman bagi orang yang tidak percaya, tetapi juga melambangkan belas kasihan dan anugerah bagi anak-anak-Nya. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktuny" (Ibrani 4:16). Di dalam bait suci Yahudi terdapat Tabut Perjanjian, yang merupakan "gambaran saja dari yang sebenarnya" (Ibrani 9:24), dan di dalamnya terdapat "tutup pendamaian" (bahasa Inggris: kursi kemurahan) di mana hadirat Allah akan dinyatakan (Imamat 16:2).
Suatu hari nanti, semua ciptaan akan bertekuk lutut di hadapan keagungan takhta Allah (Filipi 2:9-11). Makhluk-makhluk agung yang mengelilingi takhta Allah akan "melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: 'Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa'" (Why. 4:10-11).
English
Apakah takhta Allah itu? Apakah Allah benar-benar memiliki takhta?