settings icon
share icon
Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan penipuan yang saleh (pious fraud)?

Jawaban


Penipuan yang saleh (pious fraud) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada seseorang yang menggunakan penipuan untuk memajukan tujuan agama atau kepercayaan atau untuk mencapai apa yang dianggapnya sebagai tujuan yang mulia atau baik. Penipuan yang saleh juga dapat merujuk pada penipuan itu sendiri.

Sejarah penuh dengan penipuan yang dilakukan oleh orang-orang saleh: orang-orang yang memalsukan mukjizat, memalsukan dokumen-dokumen keagamaan, menciptakan pertemuan spiritual, dll. Menjual relikui dan menjual indulgensi juga merupakan contoh penipuan yang saleh. Terkadang, motifnya mungkin untuk meningkatkan kesadaran spiritual atau membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Lebih sering, dan lebih mungkin, motifnya adalah untuk memperkaya si penipu.

Penipuan berkedok kesalehan masih ada hingga saat ini. Ketika sebuah gereja menaruh debu berwarna emas di sistem ventilasi sehingga jemaat dapat menyaksikan "awan kemuliaan", gereja tersebut mempraktikkan penipuan kesalehan. Ketika seorang pendeta memanipulasi Kitab Suci dari mimbar untuk meminta para pendengarnya memberikan persembahan yang lebih besar, pendeta tersebut sedang melakukan penipuan yang saleh. Ketika seorang agamawan menceritakan sebuah kisah emosional di media, mengubahnya menjadi lebih dramatis dan menarik respon yang diinginkan dari para pendengarnya, orang tersebut melakukan penipuan yang saleh. Penipuan sering kali tidak kentara, tetapi tetap saja penipuan.

Firman Tuhan sangat jelas bahwa segala bentuk penipuan adalah dosa. Kolose 3:9 mengatakan, "Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya." Lihat juga 1 Timotius 1:9-11, Titus 1:2, dan Wahyu 21:8. Berbohong bertentangan dengan sifat Tuhan (Bilangan 23:9; 1 Petrus 2:1). Penipuan adalah penipuan, "saleh" atau tidak.

Penipuan yang saleh tidak akan pernah menjadi kehormatan bagi Tuhan karena sifatnya yang menipu. Tujuan tidak pernah membenarkan cara, terutama dalam kerajaan Tuhan. Paulus menentang penipuan-penipuan yang dilakukan oleh orang-orang saleh pada zamannya dalam Roma 3:7-8: "Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: 'Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.' Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman" Paulus menegaskan bahwa tujuan yang baik tidak pernah membenarkan cara yang jahat.

Yesus juga harus berurusan dengan para penipu yang berpura-pura saleh. Markus 12:38-40 berkata, "Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: 'Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.'" Jelas bagi semua orang bahwa Yesus menghargai kebenaran, bukan hanya dalam penampilan luar tetapi juga dalam kehidupan batin (lihat juga Matius 22:16).

Yudas menggambarkan guru-guru palsu seperti ini: "mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali" (Yudas 1:12). Seperti awan yang menjanjikan hujan tetapi tidak pernah turun dan pohon yang menjanjikan buah tetapi tidak pernah berbuah, guru-guru palsu adalah penipu. Fakta bahwa mereka menyebarkan kebohongan mereka di kalangan agama membuat mereka menjadi penipu yang saleh.

Dunia ini penuh dengan kepalsuan, dan penipuan dalam berbagai bentuk ada: penipuan akuntansi, penipuan asuransi, penipuan penggajian, penipuan medis, penipuan melalui surat, penipuan bank, penipuan identitas - dan penipuan yang dilakukan dengan cara yang saleh. Penipuan dalam bentuk apa pun tidak boleh terjadi di dalam gereja, dan penipuan yang dilakukan oleh orang saleh sangatlah keji karena memangsa komitmen religius. Kita dapat menghindari tertipu oleh penipuan yang dilakukan oleh orang yang mengaku saleh dengan tinggal di dalam Firman Tuhan dan mempelajari apa yang dikatakannya (Mazmur 25:5; 2 Timotius 3:16; Roma 12:2).

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apa yang dimaksud dengan penipuan yang saleh (pious fraud)?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries