settings icon
share icon
Pertanyaan

Mengapa Tuhan itu ada? Apa alasan keberadaan Tuhan?

Jawaban


Logika, matematika, dan filsafat semuanya menggunakan aksioma. Dalam konteks tersebut, aksioma adalah konsep yang harus diterima tetapi tidak dapat dibuktikan atau dibantah. Contoh sederhananya adalah bahwa bilangan itu sama dengan dirinya sendiri: x = x. Contoh lainnya adalah hukum non-kontradiksi, yang mengatakan bahwa pernyataan yang saling terpisah tidak mungkin benar dalam arti yang sama pada waktu yang sama.



Tidak ada sistem yang bisa lepas dari penggunaan aksioma. Aksioma fundamental secara unik berada di luar aturan logika normal. Sebaliknya, kita mendefinisikan logika dalam hubungannya dengan ide-ide dan aplikasinya. Bahkan untuk membuktikan atau menyangkal sebuah aksioma, kita harus menggunakan aksioma-aksioma lainnya. Menyangkal prinsip-prinsip aksiomatik membuat pemikiran rasional menjadi tidak mungkin. Prinsip-prinsip ini "harus" dipercaya karena tanpa prinsip-prinsip ini komunikasi tidak akan berjalan, dan tidak ada yang dapat dipahami.



Keberadaan Tuhan-"mengapa" Tuhan ada-adalah aksioma dari realitas kita. Tuhan ada karena, jika Dia tidak ada, maka tidak akan ada apa-apa. Ketika kita bertanya, "Mengapa Tuhan ada?" atau "Apa alasan Tuhan ada?", kita berbicara tentang sesuatu yang tidak berlaku bagi-Nya. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu mencoba menerapkan sebab-akibat pada suatu Wujud yang mendahului dan menjadi sumber dari segala sebab dan alasan.



Ini berarti tidak ada alasan bagi keberadaan Tuhan. Bahkan, tidak mungkin ada alasan. Secara logis, keberadaan-Nya mendahului semua alasan. Bertanya "mengapa" sesuatu itu ada menyiratkan bahwa sesuatu itu mungkin tidak ada. "Mengapa" menyiratkan adanya sebab yang mengarah pada akibat. Tanpa "mengapa", hal itu tidak akan terjadi. Tuhan, yang selalu ada dan akan selalu ada (Mazmur 90:2), tidak memiliki "mengapa". Dia pasti ada. Ketika Musa meminta Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya, Tuhan hanya berkata, "AKU ADALAH AKU" (Keluaran 3:13-14). Yesus menggemakan konsep "Akulah" mengenai keberadaan-Nya yang kekal (Yohanes 8:58). Penjelasan yang paling sederhana tentang sifat Tuhan adalah bahwa Dia adalah Satu-satunya yang Diperlukan: dasar utama dari semua realitas.



Para pengkritik mungkin akan mengatakan bahwa mengatakan, "Tuhan itu ada" adalah sebuah penghindaran, bukan sebuah jawaban. Namun, pernyataan ini sama tepatnya dengan aksioma lainnya. Dalam pandangan dunia Kristen, Tuhan menciptakan segala sesuatu selain diri-Nya (Kejadian 1:1; Yohanes 1:3). Ketika kita bertanya, "Mengapa 1 = 1?" atau "Mengapa tidak mungkin ada lingkaran persegi?" atau pertanyaan-pertanyaan serupa mengenai aksioma logika dan matematika, kita hanya dapat memberikan jawaban: memang demikian adanya. Realitas-apalagi nalar-tidak akan ada jika aksioma-aksioma itu tidak benar. Kita tidak dapat memberikan jawaban "mengapa" aksioma-aksioma itu benar. Kita hanya dapat mengenali bahwa mereka benar dan memang harus begitu.



Dengan cara yang sama, agar sesuatu ada, harus ada "sesuatu" yang selalu ada, tanpa sebab, dan diperlukan yang bukan merupakan hasil dari hal lain. Tidak ada "mengapa" bagi keberadaan Tuhan; sebaliknya, Dia adalah "mengapa" yang paling utama bagi setiap aspek realitas lainnya. Keberadaan Tuhan adalah aksiomatik yang benar: Dia ada karena Dia harus ada.



English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Mengapa Tuhan itu ada? Apa alasan keberadaan Tuhan?
Berlangganan

Pertanyaan Minggu Ini

Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries