Pertanyaan
Jika Tuhan itu mahahadir, lalu apa yang istimewa dari berada di hadirat Tuhan?
Jawaban
Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan ada di mana-mana. Ke mana pun kita pergi (dan ke mana pun kita tidak bisa pergi), Tuhan ada di sana. Daud menulis, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku" (Mazmur 139:7-10).
Paulus juga mengajarkan fakta tentang kehadiran Tuhan yang mencakup segalanya: "Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (Kisah Para Rasul 17:27-28). Yunus berusaha dengan sia-sia untuk melarikan diri dari hadirat Tuhan (Yunus 1:3); ia mendapati bahwa ke mana pun ia pergi, Tuhan selalu menunggunya. Jadi, ada pengertian bahwa kita selalu berada di hadirat Tuhan.
Tetapi ada pengertian lain di mana kita dapat berada di dalam atau di luar "hadirat" Tuhan. Dalam pengertian ini, hadirat Tuhan dapat merujuk kepada berkat ilahi dan kasih-Nya yang merangkul. Anak-anak Tuhan dijanjikan untuk mengalami sukacita yang kekal di hadirat Tuhan: "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mazmur 16:11; bdk. Mazmur 21:6; 46:4). Tetapi mereka yang menolak Injil "akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya" (2 Tesalonika 1:9; bdk. Matius 22:13 dan Wahyu 22:15).
Hadirat Tuhan juga dapat merujuk pada tempat kehormatan. Adalah suatu kehormatan untuk berdiri di hadapan seorang raja (Amsal 22:29). Malaikat Gabriel mendapatkan kehormatan itu, dengan berkata kepada Zakharia, "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu" (Lukas 1:19). Ratu Syeba berkata kepada Salomo, "Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!" (1 Raja-raja 10:8).
Selain itu, kehadiran Tuhan dapat merujuk pada demonstrasi kemuliaan yang luar biasa dan keagungan surgawi. Ketika Yesaya mendapatkan penglihatan tentang Tuhan di atas takhta-Nya, ia menggambarkan para serafim tidak dapat melihat kemuliaan Tuhan secara langsung (Yesaya 6:2), dan Yesaya yakin akan kebinasaan dirinya sendiri di hadapan kekudusan seperti itu (ayat 5). Hadirat Tuhan adalah sesuatu yang menakutkan bagi manusia berdosa untuk didekati (1 Samuel 6:20).
Kehadiran Tuhan juga dapat merujuk pada penyataan Tuhan yang unik kepada umat manusia. Tuhan mengatakan kepada Musa untuk mempertimbangkan kemah suci (dan kemudian bait suci) sebagai tempat di mana Dia memilih untuk menyatakan diri-Nya; dengan demikian, kemah suci adalah tempat untuk menemukan hadirat Tuhan (Ulangan 19:17). Sebelumnya, Musa telah menemukan hadirat Tuhan di semak yang menyala (Keluaran 3:4-5). Daud berbicara tentang hadirat Tuhan di Sinai: "bergoncanglah bumi, bahkan langit mencurahkan hujan di hadapan Allah; Sinai bergoyang di hadapan Allah, Allah Israel" (Mazmur 68:9).
Terkadang kita membuat perbedaan antara kehadiran Tuhan yang meliputi segala sesuatu (kemahahadiran-Nya) dan kehadiran Tuhan yang dinyatakan. Kehadiran Tuhan yang dinyatakan adalah hasil dari interaksi-Nya yang terbuka dan dengan kita. Ketika bangsa Israel berkemah di Sinai, tentu saja Tuhan telah ada di sana. Tetapi ketika mereka melihat api dan mendengar sangkakala serta mengalami gempa bumi, mereka berada di dalam kehadiran Tuhan yang dinyatakan. Alkitab menggambarkan peristiwa tersebut sebagai "turunnya" Tuhan ke Sinai dan "bertemu" dengan umat Israel (Keluaran 19:17, 20). Mereka berada di hadirat Tuhan dengan cara yang istimewa. Ketika Tuhan menggunakan sarana fisik dan duniawi untuk berkomunikasi dengan umat-Nya, mereka memahami bahwa Tuhan ada di sana dan mereka berada di hadirat-Nya.
Pada saat-saat tertentu dalam sejarah, Tuhan perlu menyatakan kehadiran-Nya; jika tidak, umat-Nya tidak akan menyadari bahwa Dia ada di sana. Yakub, setelah melewati malam yang mencekam di Betel, terbangun dari mimpinya dan berkata, "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya" (Kejadian 28:16). Dia "pasti" berada di hadirat Tuhan, namun dia tidak menyadarinya.
English
Jika Tuhan itu mahahadir, lalu apa yang istimewa dari berada di hadirat Tuhan?