Pertanyaan
Apakah kebebasan berbicara merupakan konsep yang alkitabiah?
Jawaban
Kebebasan berbicara didefinisikan oleh kamus Webster sebagai "hak untuk mengekspresikan fakta dan pendapat yang hanya tunduk pada batasan yang wajar (sebagai kekuatan pemerintah untuk melindungi diri dari bahaya yang jelas dan nyata) yang dijamin oleh amandemen ke-1 dan ke-14 Konstitusi Amerika Serikat dan ketentuan-ketentuan yang serupa dari beberapa konstitusi negara bagian." Kebebasan berbicara, menurut definisi ini, adalah hak yang diberikan kepada warga negara Amerika Serikat oleh hukum. Dalam hal ini, kebebasan berbicara bukanlah konsep alkitabiah, melainkan konsep politik yang spesifik untuk waktu dan tempat tertentu dalam sejarah.
Para pendiri Amerika Serikat percaya bahwa manusia memiliki "hak-hak yang tidak dapat dicabut", termasuk kehidupan, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan. Di bawah payung kebebasan tersebut terdapat kebebasan berbicara. Thomas Jefferson berbicara tentang hak-hak ini yang telah dianugerahkan kepada manusia oleh Penciptanya; ia menyebut hak atas kebebasan "melekat" dan mendasarkan bahwa pemerintah dilembagakan untuk memungkinkan manusia (yang diperintah/ rakyat) untuk mengamankan hak-hak tersebut dan mengejar hak-haknya dengan bebas. Kebebasan dan persetujuan dari rakyat, dalam pikiran Jefferson, sangat penting agar pemerintah menjadi efisien dan bermanfaat.
Gagasan bahwa Sang Pencipta telah menganugerahi kita dengan hak untuk bebas masih bisa diperdebatkan, tetapi memang benar bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebas. Adam dan Hawa memiliki kebebasan untuk mengambil bagian dari buah apa pun di taman (kecuali satu), dan mereka bahkan memiliki kebebasan untuk tidak taat. Tuhan menciptakan manusia untuk melayani Dia, mengenal Dia, dan menikmati Dia selamanya dalam kekekalan, sehingga kebebasan dalam batas-batas kebenaran tentu saja merupakan cita-cita yang Alkitabiah. Orang Kristen percaya bahwa melayani Tuhan dan menikmati hubungan dengan-Nya adalah kebebasan tertinggi. Kebebasan tertinggi ditemukan dalam kepemilikan Kristus (Galatia 5:1; 2 Korintus 3:17). Dosa membawa perbudakan (Roma 7:14), tetapi orang yang menjadi milik Kristus adalah orang yang merdeka secara rohani (Roma 8:2).
Tetapi apakah kebebasan rohani dari dosa itu memerlukan kebebasan politik untuk berbicara? Mungkin tidak secara langsung, tetapi mengatakan kebenaran dalam kasih adalah mandat Alkitab (Efesus 4:15). Oleh karena itu, setiap hukum pemerintah yang menjamin hak warga negara untuk mengatakan kebenaran selaras dengan prinsip-prinsip ilahi. Dengan cara yang sama, hukum apa pun yang menekan hak seseorang untuk mengatakan kebenaran berarti bertentangan dengan perintah Tuhan. Kebebasan berbicara tentu saja tidak menjamin bahwa kebenaran akan disampaikan, tetapi kebebasan berbicara mengizinkan kebenaran untuk disampaikan. Pada analisis terakhir, tidak ada konflik antara prinsip-prinsip Alkitab dan prinsip kewarganegaraan tentang kebebasan berbicara.
Terlepas dari Amandemen Pertama, di Amerika Serikat saat ini, orang Kristen tidak memiliki kebebasan berbicara sepenuhnya. Ada beberapa hal yang kami yakini, ide-ide yang diajarkan dengan jelas dalam Alkitab, yang sekarang dianggap sebagai "ujaran kebencian" dalam dunia kebenaran politik. Masyarakat yang dengan bangga menyatakan kebebasan berbicara dan kemudian membuat undang-undang yang menentang ujaran kebencian berarti berbicara dari dua sisi mulutnya. Di samping hukum dan pemerintah, masih ada apa yang bisa kita sebut sebagai "hukum sosial" yang berlaku, dan ketika orang Kristen dihadapkan pada pengucilan karena keyakinan mereka, hal itu tentu saja tidak menunjukkan kebebasan berbicara. Banyak orang percaya sepanjang sejarah telah dianiaya oleh masyarakat mereka karena ekspresi kepercayaan mereka tidak sejalan dengan status quo. Contoh yang terkenal adalah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, yang menolak sujud menyembah berhala, dan raja membuat mereka berada di tengah perapian yang menyala-nyala (Daniel 3:1-26).
Tuhan ingin kita menaati-Nya dan berbicara sesuai dengan Firman-Nya. Jika ketaatan pada prinsip tersebut membuat orang lain membenci kita atau membuat kita dijebloskan ke dalam penjara atau bahkan dibunuh, kita tidak boleh mundur. Tuhan ingin kita mengatakan kebenaran dengan berani (Efesus 6:20), tetapi Dia tidak pernah menjanjikan bahwa kita akan selalu bebas berbicara tanpa konsekuensi.
English
Apakah kebebasan berbicara merupakan konsep yang alkitabiah?