Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan hukum alam?
Jawaban
Ketika Thomas Jefferson menulis, "Kami percaya bahwa kebenaran-kebenaran ini sudah terbukti dengan sendirinya...", ia mengacu pada hukum alam. Hukum alam adalah standar universal yang secara langsung mencerminkan sifat alami manusia; hukum alam dapat ditentukan dengan pertimbangan yang cermat terhadap kondisi manusia, terlepas dari pengaruh budaya. Jefferson menganggap kesetaraan manusia, dan kehidupan, kebebasan, dan pengejaran kebahagiaan (tujuan dan mata pencaharian) lahir secara langsung dari sifat dasar kemanusiaan.
Konsep hukum alam telah berevolusi dan akan terus berkembang. Plato mengisyaratkan hal ini ketika ia menulis tentang bentuk akhir dan sempurna yang dicoba direfleksikan oleh alam. Aristoteles percaya bahwa ada hukum umum yang berlaku untuk seluruh alam, dan pemerintah sebaiknya berusaha untuk hidup sesuai hukum tersebut, bahkan jika mereka harus memilih untuk tidak memerintah sama sekali. Kaum Stoa mengajarkan bahwa alam semesta diatur oleh hukum ilahi atau hukum abadi, dan "hukum alam" adalah panduan manusia untuk hidup sesuai dengan hukum ilahi tersebut.
Cicero percaya bahwa hukum alam datang langsung dari Tuhan. Dia mendefinisikannya sebagai "keselamatan warga negara, kelestarian negara, dan ketenangan serta kebahagiaan hidup manusia." Hukum alam mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat karena hanya dalam masyarakat yang sehat dan damai, individu dapat mencapai "kebahagiaan"-kepuasan dan tujuan. Definisi Cicero memengaruhi sistem hukum Kekaisaran Romawi dan Revolusi Amerika, dengan keyakinannya bahwa bahkan monarki Britania Raya pun tunduk pada hukum apa pun yang menguntungkan kerajaan secara keseluruhan. Interpretasi Thomas Hobbes tidak begitu berpikiran sipil. Ia percaya bahwa hukum alam lebih bersifat individual dan didasarkan pada kelangsungan hidup dan kemakmuran pribadi. Tujuan utama masyarakat adalah untuk menghindari perang, kata Hobbes, karena perang merugikan individu.
Jika dikembangkan dengan baik, hukum perdata (juga dikenal sebagai "hukum positif") berasal dari hukum alam. Ketika hukum alam tidak jelas (warga negara harus aman), pemerintah harus mengembangkan standar yang lebih spesifik (penjahat dengan kekerasan akan dituntut). Di dunia yang ideal, semua orang akan diatur secara internal oleh hukum alam. Pemerintah tidak diperlukan lagi, dan seluruh umat manusia akan tunduk pada standar universal.
Masalahnya, tentu saja, adalah bahwa umat manusia tidak dapat menyepakati definisi hukum alam dan tidak memiliki harapan untuk menyepakati bagaimana hukum alam harus ditegakkan. Hobbes mengatakan bahwa pemenuhan hukum alam adalah perlindungan terhadap individu, Cicero mengatakan bahwa hal itu adalah dukungan terhadap negara, dan Jefferson mengatakan bahwa hal itu adalah kehidupan dan kebebasan-meskipun faktanya dia memiliki budak.
Sebenarnya, hukum alam diberikan oleh Dia yang menciptakan alam, dan sebagian besar filsuf telah mencari definisi dari Tuhan. Alkitab memang mendukung gagasan hukum alam, tetapi tidak seperti yang dipikirkan kebanyakan orang.
Paulus berbicara tentang hukum alam dalam Roma 2:14-15: "Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela." Tuhan membuat hukum-Nya nyata di dalam hati semua manusia. Namun, karena kita hidup dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, kita tidak mampu sepenuhnya mengetahui apa itu hukum Tuhan, dan kita tidak dapat mengikutinya (Roma 7:14-25). Oleh karena itu, Tuhan memberi kita hukum yang diwahyukan-Nya, mengilhami para nabi dan penulis Alkitab untuk menjelaskan bagaimana hidup sesuai dengan hukum alam yang kita lihat sekilas, tetapi tidak pernah benar-benar dapat kita pahami.
Hukum alam yang Tuhan berikan kepada umat manusia cukup mirip dengan apa yang kebanyakan budaya masukkan dalam adat istiadat mereka: beranak cucu (Kejadian 1:28) dan menghormati kehidupan (Kejadian 9:5-6). Namun, kita lebih dari sekadar makhluk hidup biologis. Sebagai "ciptaan baru," yang diciptakan menurut gambar Allah, kita memahami bahwa hukum Tuhan bukanlah sekadar kehidupan, kebebasan, atau mengejar kebahagiaan. Dan bukan pula keselamatan warga negara, kelanggengan negara, atau perdamaian. Hukum itu adalah: kasihilah Allah, kasihilah sesama (Matius 22:37-40). Jika kasih itu menyebabkan kerugian pribadi (Matius 5:27-30), hilangnya rasa puas (Matius 5:39-42), pertikaian dalam keluarga (Matius 19:29), atau bahkan kehilangan nyawa (Matius 10:39), kita harus menerimanya. Sifat rohani kita lebih besar daripada sifat jasmani kita, dan hukum alam rohani kita bahkan mengalahkan kehidupan jasmani.
English
Apa yang dimaksud dengan hukum alam?