Pertanyaan
Apakah yang dimaksud dengan historisisme? Apakah penafsiran historisisme terhadap kitab Wahyu?
Jawaban
Dalam filsafat, historisisme adalah sebuah pendekatan terhadap sejarah yang memberikan makna tertentu pada sebuah peristiwa sesuai dengan konteks peristiwa tersebut dalam busur sejarah. Dalam beberapa kasus, hal ini menghasilkan pandangan bahwa perubahan sejarah adalah sebuah kekuatan tersendiri. Historisisme dapat menjadi ekstrem dengan menyatakan bahwa perubahan tertentu "tak terelakkan secara historis", seolah-olah sejarah adalah kekuatan yang setara dengan gravitasi atau magnet. Namun, dalam banyak kasus, istilah historisisme hanya mengacu pada interpretasi yang cermat terhadap peristiwa-peristiwa dengan memperhatikan konteks budaya, sejarah, dan politiknya.
Di dalam teologi, historisisme adalah sebuah pendekatan terhadap eskatologi dan nubuat secara umum. Dalam historisisme, nubuat-nubuat Alkitab ditafsirkan sebagai representasi dari peristiwa-peristiwa historis secara harfiah. Historisisme melihat seluruh nubuat Alkitab sebagai suatu gambaran umum dari sejarah gereja, dari Pentakosta hingga akhir zaman. Pendekatan ini melibatkan penafsiran simbol-simbol atau tokoh-tokoh dalam Alkitab sebagai metafora untuk peristiwa-peristiwa aktual, bangsa-bangsa, atau tokoh-tokoh dalam sejarah. Historisisme sangat populer selama Reformasi, ketika digunakan untuk menyatakan bahwa Gereja Katolik adalah bagian dari kemurtadan akhir zaman, dengan paus sebagai Antikristus.
Historisisme dibedakan dari pandangan-pandangan eskatologi yang lain: idealisme (peristiwa-peristiwa di dalam kitab Wahyu sepenuhnya merupakan simbol dari pergumulan kosmik antara yang baik dan yang jahat); preterisme (peristiwa-peristiwa di dalam kitab Wahyu digenapi pada tahun 70 M); dan futurisme (peristiwa-peristiwa di dalam kitab Wahyu menantikan suatu penggenapan di masa depan pada masa kesengsaraan dan seterusnya). Historisisme berada di antara preterisme dan futurisme dalam pendekatannya: menurut historisisme, sebagian besar kitab Wahyu merupakan simbol dari tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah dunia. Kitab Wahyu adalah nubuat ketika Yohanes menulisnya, menurut kaum historis, tetapi sebagian besar isi kitab ini telah digenapi di zaman kita.
Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana historisisme biasanya menafsirkan peristiwa-peristiwa di dalam Wahyu: ketujuh jemaat di dalam Wahyu 2-3 merupakan simbol dari tujuh zaman dalam sejarah gereja, dimulai dari jemaat rasuli (jemaat di Efesus) dan diakhiri dengan jemaat modern yang suam-suam kuku (jemaat di Laodikia). Meterai-meterai dalam pasal 4-7 melambangkan kemunduran dan kejatuhan Kekaisaran Romawi. "Gulungan kitab kecil" yang diberikan kepada Yohanes di pasal 10 adalah gambaran dari Reformasi Protestan. Binatang-binatang di pasal 12 dan 13 melambangkan agama Katolik dan kepausan. Bagian-bagian lain dalam kitab Wahyu terkait dengan invasi bangsa Hun, penyebaran Islam, dan kebangkitan gerakan misionaris modern.
Historisisme memiliki beragam aplikasi terhadap konsep pengangkatan, kesengsaraan, dan kedatangan Kristus yang kedua kali. Dalam beberapa kasus, historisisme telah disalahgunakan oleh mereka yang berusaha memprediksi tanggal tertentu untuk kedatangan Yesus kembali, seperti kaum Miller pada tahun 1844 dan Harold Camping pada tahun 1994 dan 2011. Seperti yang bisa diduga, semua usaha untuk menentukan waktu kedatangan Kristus kembali telah gagal, dan akan terus gagal (lihat Matius 24:36).
Historisisme, yang begitu populer di kalangan para Reformator, tetap menjadi perspektif yang dominan dalam eskatologi hingga abad ke-19. Namun, karena metode penafsirannya yang samar-samar (tidak ada dua orang historis yang sepakat tentang simbol-simbol apa yang cocok dengan peristiwa-peristiwa historis apa) dan fakta bahwa para pembaca asli Yohanes tidak mungkin memahami kitab Wahyu secara historis, pandangan historisisme tidak lagi dipegang teguh pada masa kini.
English
Apakah yang dimaksud dengan historisisme? Apakah penafsiran historisisme terhadap kitab Wahyu?