settings icon
share icon
Pertanyaan

Mengapa mengonsumsi produk susu dan daging dalam satu menu makanan dianggap tidak kosher (tidak halal)?

Jawaban


Orang Yahudi yang taat, dalam mengikuti Hukum Taurat Musa, berusaha untuk mematuhi hukum-hukum mengenai makanan, terutama yang ditemukan dalam Imamat pasal 11. Namun, ada praktik pola makan orang Yahudi yang umum yang tidak ditemukan dalam Imamat 11 atau di mana pun dalam Kitab Suci Ibrani. Sebagian besar orang Yahudi yang taat tidak makan daging dan produk susu secara bersamaan, atau dalam makanan yang sama. Mereka tidak menganggap pencampuran produk susu dan daging sebagai sesuatu yang kosher (halal)-burger keju termasuk dalam kategori ini. Jika perintah untuk tidak mencampur daging dengan produk susu tidak ditemukan dalam Kitab Suci Ibrani, dari mana asalnya?

Praktik menghindari produk susu dalam hidangan daging berasal dari Keluaran 23:19, yang berbunyi, "Janganlah kaumasak anak kambing dalam susu induknya." Perintah ini tidak secara terang-terangan berkaitan dengan pembatasan makanan; namun, perintah ini melarang memasak jenis hewan tertentu dengan cara tertentu. Pembacaan normal dari Keluaran 23:19 tampaknya mengizinkan seekor anak kambing dimasak dengan air susunya, selama air susu tersebut bukan berasal dari induknya sendiri. Lebih jauh lagi, cakupan perintah yang sempit ini tampaknya mengizinkan semua jenis hewan yang bersih (selain kambing) untuk dimasak dengan susu induknya sendiri. Perintah ini tidak mengatakan apa-apa tentang apakah susu dan daging dapat dikonsumsi dalam makanan yang sama. Jadi, bagaimana Keluaran 23:19 dapat digunakan untuk melarang produk susu dan daging dikonsumsi bersamaan?

Kecenderungan dalam tradisi rabi Yahudi, selama ribuan tahun, adalah memperluas perintah dalam Hukum Taurat untuk mencakup lebih banyak kegiatan. Tujuan dari perluasan tersebut adalah untuk melindungi orang Yahudi dari kemungkinan pelanggaran hukum. Jadi, jika hukum Taurat menetapkan pagar setinggi sepuluh kaki, para rabi membuat pagar setinggi lima belas kaki, supaya aman. Akibatnya, "anak kambing" dalam Keluaran 23:19 ditafsirkan sebagai "semua daging" dalam tradisi Yahudi, dan "susu induknya" menjadi "semua produk susu." Mengkonsumsi semua jenis daging dengan produk susu apa pun dalam makanan yang sama menjadi pelanggaran terhadap hukum kosher. Salah satu ajaran rabi bahkan melarang penggunaan pisau yang sama untuk memotong daging dan keju atau penggunaan taplak meja yang sama untuk menyajikan keduanya.

Perlakuan terhadap hukum Allah ini adalah contoh dari apa yang Yesus maksudkan ketika Dia menegur ahli Taurat karena "nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan" dalam Matius 23:24. Tentu saja adalah baik untuk menjauh sejauh mungkin dari melanggar hukum Tuhan. Namun, memperluas sebuah hukum hingga nyaris tidak menyerupai hukum aslinya tidak dapat dibenarkan. Makan daging dan produk susu dalam makanan yang sama tidak dilarang dalam Hukum Taurat. Ulangan 4:2 menyatakan, "Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu." Merupakan pelanggaran langsung terhadap hukum Tuhan bagi orang Yahudi untuk menambahkan larangan yang tidak secara langsung dinyatakan atau tersirat dalam hukum.

Apakah seseorang makan burger keju bukanlah masalahnya. Pengikut Yesus Kristus tidak berada di bawah hukum Taurat (Markus 7:19; Roma 10:4; Galatia 3:23-25; Efesus 2:15). Kita memiliki kebebasan di dalam Kristus, dan kebebasan itu juga berlaku untuk makanan kita (Galatia 5:1). Jika orang ingin menaati hukum makanan Perjanjian Lama atau hukum kosher Yahudi yang diperluas, mereka bebas melakukannya. Masalahnya di sini adalah fakta bahwa perluasan Yahudi dari "janganlah kaumasak anak kambing dalam susu induknya" menjadi "jangan makan jenis daging apa pun dengan produk susu apa pun dalam makanan yang sama" adalah pelanggaran terhadap larangan Tuhan untuk tidak menambah perintah Tuhan.

Jadi, apa yang sebenarnya dilarang dalam Keluaran 23:19? Kemungkinan besar, aturan tersebut berkaitan dengan menjaga agar orang Israel bebas dari penyembahan berhala dan takhayul. Beberapa penafsir menduga bahwa merebus anak kambing dalam air susu induknya adalah sebuah ritual penyembahan berhala yang dilakukan sebagai bagian dari mantra kesuburan. Tuhan ingin agar umat-Nya tidak terlibat dalam kejahatan seperti itu. Komentator lain menunjukkan bahwa memasak anak kambing di dalam susu induknya sendiri tampaknya kejam, mengingat kambing itu dimasak dalam hal yang dimaksudkan untuk memberinya kehidupan.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Mengapa mengonsumsi produk susu dan daging dalam satu menu makanan dianggap tidak kosher (tidak halal)?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries