settings icon
share icon
Pertanyaan

Apa artinya bahwa Tuhan bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:4)?

Jawaban


Mazmur 22 adalah mazmur nubuat Daud yang menampilkan Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang telah menyerahkan nyawa-Nya. Mazmur ini dimulai dengan menggambarkan penolakan dan pengabaian yang dialami Kristus di kayu salib (Mazmur 22:2-3; bdk. Matius 27:46; Markus 15:34). Namun, dengan segera, Mesias yang menderita itu membuat pernyataan yang kuat tentang kepercayaannya kepada Tuhan: "Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel" (Mazmur 22:4).

Sebagai penanggung dosa-dosa umat manusia, Kristus ditakdirkan untuk mengalami rasa sakit dan penderitaan yang tak terkira (Yesaya 53:4-6, 10; 2 Korintus 5:21). Dalam keheningan yang tampaknya tak berujung di mana Tuhan tidak menjawab - mungkin saat terburuk dari siksaan yang pernah dialami Kristus - Sang Anak mengingatkan diri-Nya sendiri akan posisi Tuhan yang berdaulat: "Namun Engkau kudus, bertakhta di atas puji-pujian bagi Israel" (Mazmur 22:3, terjemahan ESV). Kata bersemayam/ bertakhta di sini menggambarkan keadaan duduk, menetap, atau tinggal di suatu tempat. (Frasa "Tuhan mendiami" puji-pujian umat-Nya berasal dari Mazmur 22:3 dalam terjemahan King James Version).

Ketika Mesias menyatakan, "Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel" dalam Mazmur 22:3, Dia menyatakan kepercayaan-Nya yang mutlak kepada Tuhan. Tidak peduli apa yang terjadi pada saat itu atau betapa sendiriannya Dia, Mesias tahu bahwa Tuhan hadir dan memegang kendali, berkuasa atas saat-saat yang paling dibutuhkan-Nya (lihat 1 Petrus 2:23). Allah Bapa tidak meninggalkan-Nya. Tuhan sedang mengerjakan rencana-Nya yang berdaulat, dan Mesias akan segera dilepaskan (lihat Mazmur 22:4-5).

Banyak contoh tentang penobatan Tuhan yang terdapat dalam Alkitab.

"Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa” (Mazmur 9:12; lihat juga Mazmur 29:10; 102:12)

"TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia." (Mazmur 11:4)

"Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi?” (Mazmur 113:5)

"Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi." (Yesaya 40:22)

"Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku.” (Yesaya 66:1)

"Tetapi TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!" (Habakuk 2:20)

Gagasan di balik Tuhan yang bersemayam di atas pujian umat-Nya dapat berarti bahwa takhta Tuhan-tempat kediaman-Nya-adalah kemah suci, tempat di mana pujian terus menerus dipanjatkan kepada-Nya. Dalam Mazmur 22, Mesias dalam penderitaan-Nya mengingat tempat dan umat yang memuji. Dia tidak termasuk di antara jemaat tersebut, tetapi Dia menyatakan dengan yakin bahwa pujian mereka pantas. Bahkan di tengah-tengah penderitaan-Nya, Mesias percaya bahwa Tuhan itu kudus dan layak untuk dipuji.

Surga adalah tempat di mana Tuhan dikelilingi oleh pujian, dan digambarkan dalam Alkitab sebagai bait Allah (Mazmur 11:4; Habakuk 2:20). Namun, tempat kediaman Tuhan yang sesungguhnya adalah bersama dengan umat-Nya: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka" (Wahyu 21:3; lihat juga Wahyu 21:22). Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia adalah bait Allah (Yohanes 2:19-21), dan hadirat Tuhan sekarang mendiami tubuh-Nya - gereja (1 Korintus 3:16-17).

Alkitab berulang kali menegaskan bahwa setiap orang percaya adalah "bait dari Allah yang hidup" dan "bait Roh Kudus" di mana hadirat Allah berdiam (1 Korintus 6:19; 2 Korintus 6:16). Seluruh gereja "tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. . . . dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh," demikianlah penjelasan rasul Paulus dalam Efesus 2:21-22. Gereja saling menyatu seperti "batu yang hidup" yang dibangun menjadi "suatu rumah rohani" yang mempersembahkan "persembahan rohani" sebagai pujian bagi Allah (1 Petrus 2:5).

Penulis kitab Ibrani menasihati, "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (Ibrani 13:15). Rasul Petrus menjelaskan, "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (1 Petrus 2:9).

Tuhan masih mendiami puji-pujian umat-Nya. Apa pun keadaan kita, kita tahu bahwa Tuhan itu kudus dan melakukan segala sesuatu dengan benar. Kita dapat menyembah Tuhan bahkan dalam kesusahan.

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apa artinya bahwa Tuhan bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:4)?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries