Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan vivifikasi?
Jawaban
Dasar kata "vivify" dalam bahasa Inggris berarti memberikan kehidupan pada sesuatu atau seseorang. Istilah vivifikasi menyiratkan penambahan kehidupan, kualitas, atau energi pada sesuatu. Kata ini tidak sering disebutkan di luar teologi. Kata ini digunakan oleh John Calvin dalam bukunya Institutes of the Christian Religion (Institut Agama Kristen), dan maknanya adalah yang paling umum digunakan saat ini. "Vivifikasi" (menghidupkan) ini adalah penguatan dan pemberdayaan Roh Kudus untuk menjalani kehidupan yang benar dan saleh. Ini adalah pertumbuhan karakter spiritual dan moral seorang Kristen yang dipimpin oleh Tuhan.
Calvin merujuk pada sisi positif (aditif) dan negatif (subtraktif) dari pengudusan. Dikuduskan berarti "dipisahkan" oleh Tuhan. Salah satu efek dari pengudusan adalah penghidupan. Efek lainnya adalah apa yang Calvin sebut sebagai "mortifikasi," di mana seseorang menjadi sadar akan dosanya dan penghakiman Tuhan. Kesadaran ini menghasilkan rasa takut, dukacita, dan penderitaan yang kudus. Perasaan-perasaan inilah yang mendorong seseorang untuk membenci dosa dan mencari pengampunan Tuhan (2 Korintus 7:10).
Dalam penggunaan yang umum, kata mortifikasi mengacu pada rasa malu yang ekstrem atau matinya jaringan biologis. Dalam pengertian spiritual dan teologis, mortifikasi berarti "mematikan keinginan-keinginan lama yang berdosa"; ini adalah rasa sakit dan penderitaan rohani yang dialami seseorang yang menyadari keberdosaannya dan terdorong untuk mencari Tuhan secara lebih sempurna. Ketika Roh Kudus menghidupkan roh, Dia juga mematikan daging.
Ada dukungan Alkitab yang signifikan untuk gagasan vivifikasi dan mortifikasi. Mengenai mortifikasi, Alkitab berbicara tentang kematian terhadap dosa (Roma 6:2-10; Kolose 3:5). Mengenai vivifikasi, Alkitab menjelaskan tentang dilahirkan kembali di dalam Kristus (1 Korintus 6:11) dan Roh Kudus memberi kita kekuatan untuk mengikuti kehendak Tuhan (1 Korintus 12:11). Alkitab mengatakan bahwa Roh Tuhan memberdayakan kita (Efesus 3:16). Ini adalah vivifikasi.
Menurut Calvin, baik vivifikasi maupun mortifikasi adalah pengaruh yang permanen dalam kehidupan seorang Kristen. Alkitab mengatakan bahwa perjuangan melawan dosa (Roma 7:15-25) dan peningkatan kekudusan (2 Petrus 3:18; Ibrani 6:1) adalah hal yang alamiah dalam kehidupan orang percaya. Upaya kita untuk "mematikan perbuatan-perbuatan tubuh" (Roma 8:13) dan "memikul salib" (Lukas 9:23) adalah tugas kita sehari-hari. Melalui semua itu kita ingat bahwa "Rohlah yang memberi hidup" (Yohanes 6:63).
Calvin merujuk pada sisi positif (aditif) dan negatif (subtraktif) dari pengudusan. Dikuduskan berarti "dipisahkan" oleh Tuhan. Salah satu efek dari pengudusan adalah penghidupan. Efek lainnya adalah apa yang Calvin sebut sebagai "mortifikasi," di mana seseorang menjadi sadar akan dosanya dan penghakiman Tuhan. Kesadaran ini menghasilkan rasa takut, dukacita, dan penderitaan yang kudus. Perasaan-perasaan inilah yang mendorong seseorang untuk membenci dosa dan mencari pengampunan Tuhan (2 Korintus 7:10).
Dalam penggunaan yang umum, kata mortifikasi mengacu pada rasa malu yang ekstrem atau matinya jaringan biologis. Dalam pengertian spiritual dan teologis, mortifikasi berarti "mematikan keinginan-keinginan lama yang berdosa"; ini adalah rasa sakit dan penderitaan rohani yang dialami seseorang yang menyadari keberdosaannya dan terdorong untuk mencari Tuhan secara lebih sempurna. Ketika Roh Kudus menghidupkan roh, Dia juga mematikan daging.
Ada dukungan Alkitab yang signifikan untuk gagasan vivifikasi dan mortifikasi. Mengenai mortifikasi, Alkitab berbicara tentang kematian terhadap dosa (Roma 6:2-10; Kolose 3:5). Mengenai vivifikasi, Alkitab menjelaskan tentang dilahirkan kembali di dalam Kristus (1 Korintus 6:11) dan Roh Kudus memberi kita kekuatan untuk mengikuti kehendak Tuhan (1 Korintus 12:11). Alkitab mengatakan bahwa Roh Tuhan memberdayakan kita (Efesus 3:16). Ini adalah vivifikasi.
Menurut Calvin, baik vivifikasi maupun mortifikasi adalah pengaruh yang permanen dalam kehidupan seorang Kristen. Alkitab mengatakan bahwa perjuangan melawan dosa (Roma 7:15-25) dan peningkatan kekudusan (2 Petrus 3:18; Ibrani 6:1) adalah hal yang alamiah dalam kehidupan orang percaya. Upaya kita untuk "mematikan perbuatan-perbuatan tubuh" (Roma 8:13) dan "memikul salib" (Lukas 9:23) adalah tugas kita sehari-hari. Melalui semua itu kita ingat bahwa "Rohlah yang memberi hidup" (Yohanes 6:63).