Pertanyaan

Apa maksud dari "pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna" dalam 1 Korintus 13:9?

Jawaban
Dalam 1 Korintus 13:9, Paulus menulis, "pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurn." Ayat ini adalah bagian dari "Pasal Kasih" yang terkenal, di mana Paulus mengartikulasikan jalan kasih. Jalan kasih lebih unggul daripada mengejar karunia-karunia rohani, seperti pengetahuan dan nubuat, karena jalan kasih tidak pernah gagal (1 Korintus 13:8). Pengetahuan tidak menyeluruh, dan nubuat bersifat parsial, tetapi kasih itu lengkap.

Ketika Paulus menulis, "pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurn" (1 Korintus 13:9), ia mengakui keterbatasan pengetahuan manusia. Meskipun orang-orang percaya telah menerima Roh Kudus dan berbagai karunia rohani, pengetahuan dan pemahaman mereka masih belum lengkap. Dengan kata lain, pengetahuan kita masih bersifat parsial dan terpisah-pisah, bukan komprehensif dan sempurna. Oleh karena itu, kita harus tetap rendah hati, mengetahui bahwa pemahaman kita belum sepenuhnya berkembang.

Tema tentang pengetahuan yang terbatas ditemukan di seluruh Alkitab. Dalam Ulangan 29:29, Musa menyatakan, "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini." Ada perbedaan antara hal-hal yang Tuhan pilih untuk diungkapkan dan misteri yang tetap tersembunyi. Demikian juga, kitab Ayub membedakan antara keterbatasan hikmat manusia dan ketidakterbatasan hikmat Tuhan yang tak terselami (lihat Ayub 38-42).

Bagian kedua dari 1 Korintus 13:9, "nubuat kita tidak sempurna," mengacu kepada karunia nubuat. Nubuat adalah kemampuan untuk menyampaikan wahyu dari Tuhan. Paulus menegaskan bahwa nubuat bersifat parsial. Para nabi hanya menerima sekilas kebenaran ilahi tetapi tidak melihat gambaran keseluruhannya.

Keterbatasan dari wahyu nubuat sangat jelas: wahyu-wahyu tersebut hanya membahas situasi-situasi tertentu atau memberikan wawasan parsial ke dalam kehendak Tuhan. Sebagai contoh, dalam Kisah Para Rasul 21:10-11, Agabus menubuatkan bahwa Paulus akan diikat oleh orang-orang Yahudi dan diserahkan kepada orang-orang bukan Yahudi. Meskipun nubuat ini menjadi kenyataan, namun itu bukanlah keseluruhan kisah perjalanan Paulus. Rincian perjalanan Paulus tidak diungkapkan dalam nubuat tersebut, yang menunjukkan sifat "sebagian" dari wahyu kenabian.

Nubuat adalah karunia yang berharga. Nubuat dimaksudkan untuk membangun, menguatkan, dan menghibur gereja. Seperti yang Paulus katakan dalam 1 Korintus 14:3, "Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur." Hal ini dilakukan dalam keterbatasan pemahaman kita yang tidak sempurna.

Paulus tidak menafikan nilai dari pengetahuan dan nubuat; sebaliknya, ia menempatkannya dalam konteks yang tepat. Karunia-karunia rohani memang diperlukan untuk membangun gereja di zaman sekarang, tetapi itu hanya bersifat sementara. Kasih adalah tujuannya, dan kasih akan terus berlanjut bahkan ketika pengetahuan dan nubuat telah berlalu.

Paulus menantikan saat ketika keterbatasan pengetahuan dan nubuat akan disingkirkan dan orang-orang percaya akan mengalami kepenuhan hadirat Tuhan: "Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap" (1 Korintus 13:10). Kesempurnaan yang Paulus bicarakan sering ditafsirkan sebagai pemuliaan orang-orang percaya dalam keadaan kekal. Pada saat itu, orang-orang percaya akan melihat Tuhan secara langsung dan mengenal-Nya sepenuhnya, sebagaimana mereka juga dikenal sepenuhnya (1 Korintus 13:12).

Suatu hari akan datang ketika sifat parsial dari pengetahuan dan nubuat akan digantikan oleh yang sempurna, dan orang-orang percaya akan mengalami kepenuhan Tuhan. Hal ini seharusnya menanamkan pengharapan di dalam diri orang-orang percaya. Keterbatasan zaman ini hanya bersifat sementara.