Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan omnisme?
Jawaban
Omnisme, secara sederhana, adalah kepercayaan terhadap semua agama, dan mereka yang memegang pandangan ini disebut sebagai omnis. Seperti halnya istilah lain, ada variasi dalam hal apa sebenarnya arti omnisme dan sejauh mana omnisme diterapkan. Pada umumnya, omnisme tidak menyiratkan penerimaan secara harfiah terhadap setiap klaim agama sebagai sesuatu yang benar. Sebaliknya, para omnisme umumnya melihat adanya beberapa tingkat kebenaran atau kebenaran spesifik dalam semua agama. Omnisme akan menyatakan bahwa semua agama memiliki tujuan yang sama dan kemampuan yang sama untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Namun, secara logis dan alkitabiah, omnisme gagal bertahan dalam ujian kebenaran.
Meskipun istilah omnisme dan omnis mungkin tidak umum, konsep yang terkandung di dalamnya tercermin dalam citra yang melingkupi masyarakat modern: Stiker dan ikon "hidup berdampingan" (Coexist). Gambar-gambar ini mengadaptasi simbol-simbol dari berbagai agama untuk membentuk huruf-huruf dari kata C-O-E-X-I-S-T. Dengan cara ini, ikon ini menunjukkan kesetaraan, nilai, dan kebenaran yang melekat pada semua agama. Sebagai ekspresi pluralisme agama, tema "Hidup Berdampingan" adalah esensi dari omnisme.
Seperti kebanyakan filosofi, omnisme tidak sepenuhnya salah dalam setiap aspek. Ada unsur-unsur kebenaran dalam sebagian besar agama-jika tidak ada yang benar sama sekali dalam suatu agama, tidak ada yang akan mempercayainya. Tidak salah jika dikatakan bahwa banyak aspek praktis dari agama-agama besar yang serupa. Namun, apa yang omnisme gagal kenali adalah, dalam agama-agama berbeda, mereka melakukan ibadahnya dengan cara yang fundamental, krusial, dan kontradiktif. Agama-agama yang berbeda mungkin terlihat mirip secara permukaan, tetapi pada dasarnya mereka tidak cocok.
Kebenaran tidaklah relatif, jadi ketika dua agama membuat klaim yang saling bersaing, salah satu atau keduanya pasti salah. Tidak mungkin ada satu Tuhan yang unik dan ada jutaan dewa. Tidak mungkin ada neraka yang kekal dan ada keselamatan universal. Kristus tidak mungkin menjadi satu-satunya jalan menuju Tuhan dan ada banyak jalan lain menuju Tuhan. Kita tidak dapat mencapai surga melalui iman saja dan juga melalui perbuatan baik atau ritual. Kita tidak dapat dibatasi pada satu kehidupan dan mengalami reinkarnasi.
Lebih penting lagi, agama-agama membuat klaim tentang dasar moralitas manusia, hubungan kita dengan Tuhan, dan takdir abadi kita. Semua itu bukanlah hal yang bisa kita abaikan begitu saja demi kebenaran politik.
Klaim bahwa semua agama dan semua keyakinan agama adalah benar adalah posisi yang tidak rasional dan merugikan diri sendiri. Apakah ada beberapa kebenaran pada semua agama? Ya, tetapi ada juga perbedaan yang sangat dalam dan tidak dapat didamaikan. Pandangan kelas menengah yang khas dari seorang omnisme, dalam praktiknya, tidaklah irasional; itu tidak benar. Tidak semua agama mengarah pada Tuhan, tidak semua agama mengajarkan kebenaran, dan tidak semua agama layak dihormati pada tingkat yang sama, bahkan dalam lingkungan sekuler sekalipun.
Entah disebut sebagai omnisme, dinyatakan dengan stiker "Hidup Berdampingan" (Coexist), atau dinyatakan sebagai "semua jalan menuju Tuhan", pandangan sederhana tentang pluralisme tidak dapat dipertahankan. Meskipun seorang omnisme mungkin bermaksud baik, tidak ada substansi dalam pandangannya, dan tidak dapat diterapkan dengan cara yang berarti.
Meskipun istilah omnisme dan omnis mungkin tidak umum, konsep yang terkandung di dalamnya tercermin dalam citra yang melingkupi masyarakat modern: Stiker dan ikon "hidup berdampingan" (Coexist). Gambar-gambar ini mengadaptasi simbol-simbol dari berbagai agama untuk membentuk huruf-huruf dari kata C-O-E-X-I-S-T. Dengan cara ini, ikon ini menunjukkan kesetaraan, nilai, dan kebenaran yang melekat pada semua agama. Sebagai ekspresi pluralisme agama, tema "Hidup Berdampingan" adalah esensi dari omnisme.
Seperti kebanyakan filosofi, omnisme tidak sepenuhnya salah dalam setiap aspek. Ada unsur-unsur kebenaran dalam sebagian besar agama-jika tidak ada yang benar sama sekali dalam suatu agama, tidak ada yang akan mempercayainya. Tidak salah jika dikatakan bahwa banyak aspek praktis dari agama-agama besar yang serupa. Namun, apa yang omnisme gagal kenali adalah, dalam agama-agama berbeda, mereka melakukan ibadahnya dengan cara yang fundamental, krusial, dan kontradiktif. Agama-agama yang berbeda mungkin terlihat mirip secara permukaan, tetapi pada dasarnya mereka tidak cocok.
Kebenaran tidaklah relatif, jadi ketika dua agama membuat klaim yang saling bersaing, salah satu atau keduanya pasti salah. Tidak mungkin ada satu Tuhan yang unik dan ada jutaan dewa. Tidak mungkin ada neraka yang kekal dan ada keselamatan universal. Kristus tidak mungkin menjadi satu-satunya jalan menuju Tuhan dan ada banyak jalan lain menuju Tuhan. Kita tidak dapat mencapai surga melalui iman saja dan juga melalui perbuatan baik atau ritual. Kita tidak dapat dibatasi pada satu kehidupan dan mengalami reinkarnasi.
Lebih penting lagi, agama-agama membuat klaim tentang dasar moralitas manusia, hubungan kita dengan Tuhan, dan takdir abadi kita. Semua itu bukanlah hal yang bisa kita abaikan begitu saja demi kebenaran politik.
Klaim bahwa semua agama dan semua keyakinan agama adalah benar adalah posisi yang tidak rasional dan merugikan diri sendiri. Apakah ada beberapa kebenaran pada semua agama? Ya, tetapi ada juga perbedaan yang sangat dalam dan tidak dapat didamaikan. Pandangan kelas menengah yang khas dari seorang omnisme, dalam praktiknya, tidaklah irasional; itu tidak benar. Tidak semua agama mengarah pada Tuhan, tidak semua agama mengajarkan kebenaran, dan tidak semua agama layak dihormati pada tingkat yang sama, bahkan dalam lingkungan sekuler sekalipun.
Entah disebut sebagai omnisme, dinyatakan dengan stiker "Hidup Berdampingan" (Coexist), atau dinyatakan sebagai "semua jalan menuju Tuhan", pandangan sederhana tentang pluralisme tidak dapat dipertahankan. Meskipun seorang omnisme mungkin bermaksud baik, tidak ada substansi dalam pandangannya, dan tidak dapat diterapkan dengan cara yang berarti.