Pertanyaan

Bagaimana kita dapat menyaksikan kemurahan TUHAN (terjemahan Inggris: melihat keindahan Tuhan) (Mazmur 27:4)?

Jawaban
Raja Daud sangat menghargai satu hal di atas segalanya: Tuhan sendiri. Hatinya untuk Tuhan dinyatakan dalam kerinduannya setiap hari untuk menyembah Tuhan di "rumah", atau "bait suci", yang mengacu pada tempat kediaman Allah yang kudus. Daud tidak meminta apa pun kecuali hak istimewa untuk berada di hadirat Tuhan:

Satu hal telah kuminta kepada TUHAN,

itulah yang kuingini:

diam di rumah TUHAN

seumur hidupku,

menyaksikan kemurahan TUHAN (terjemahan Inggris: melihat keindahan Tuhan)

dan menikmati bait-Nya. (Mazmur 27:4)

Kata yang diterjemahkan sebagai "menyaksikan" dalam Mazmur 27:4, yang secara bergantian diterjemahkan sebagai "memandang" (ESV) dan "menatap" (NIV), dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani berarti "memandang, melihat, atau merasakan dengan penuh perhatian; mengarahkan pandangan ke arah tertentu." Keindahan (atau kemurahan) mengacu pada "kualitas yang memberikan kesenangan pada indera." Pengalaman Daud dalam beribadah adalah "bersukacita karena kesempurnaan Tuhan" (Mazmur 27:4, terjemahan NLT). Berada di hadirat Tuhan itu indah bagi Daud karena "Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu" (lihat Mazmur 21:6).

Keindahan adalah segala sesuatu yang mendatangkan kesenangan bagi orang yang melihatnya. Alkitab menyoroti keindahan Tuhan dalam segala sesuatu yang telah Dia ciptakan (Kejadian 2:9; Ayub 26:13; Pengkhotbah 3:11; Yehezkiel 20:6). Tanah Perjanjian adalah "negeri yang indah, milik pusaka yang paling permai" (Yeremia 3:19). Yerusalem disebut "pakaian" indah dan "pakaian kehormatan" (Yesaya 52:1; Ratapan 2:15). Keindahan dan kemuliaan Tuhan memiliki kaitan yang sangat erat: "Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar" (Mazmur 50:2).

Seperti pemazmur, kita dapat melihat keindahan Tuhan saat kita menyaksikan matahari terbenam: "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya" (Mazmur 19:2; lihat juga Mazmur 19:2-6). Kita melihat gunung, hutan, sungai, laut, langit, dan segala sesuatu yang telah Tuhan ciptakan ke mana pun kita memandang. Melalui karya-karya ciptaan yang mengagumkan ini, kita dapat dengan jelas melihat "kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya" (Roma 1:20). Semua itu meyakinkan kita akan keberadaan Tuhan dan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Ketika kita mengamati keindahan yang Tuhan ciptakan di sekeliling kita, hati kita melambung tinggi dengan sukacita, kebebasan, ucapan syukur, dan pujian:

Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya,

bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia!

Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan. (1 Tawarikh 16:29; lihat juga Mazmur 29:2; Yesaya 4:2; 28:5; 33:17).

Namun, melihat keindahan Tuhan bukan hanya sekedar melihat keindahan fisik, tetapi juga melihat dengan mata rohani. Hal ini melibatkan pemusatan perhatian kita secara aktif pada kualitas, sifat, dan tindakan ilahi Tuhan. Kita harus dengan sengaja berusaha untuk mengenal Dia lebih baik melalui doa dan meditasi. Tuhan itu indah dalam kekudusan, dan kita melihat hal ini ketika kita mempelajari Firman-Nya (Keluaran 15:11; Ulangan 32:4; Yesaya 6:3; Wahyu 15:4). Semakin kita melihat Dia, semakin kita akan mengenali dan mengakui keindahan kebaikan dan kemurahan-Nya dalam hidup kita:

Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami,

dan teguhkanlah perbuatan tangan kami. (Mazmur 90:17).

Kita akan memandang dengan kagum dan takjub, bersukacita atas kasih karunia, kemurahan, dan kebaikan Tuhan kepada kita (Mazmur 37:4; 43:3-4; Yesaya 58:13-14; 63:7; Kisah Para Rasul 14:17).

Keindahan Tuhan paling terpancar dalam anugerah keselamatan-Nya yang penuh kasih dan rela berkorban di dalam Yesus Kristus: "Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya" (Titus 3:4-5; lihat juga Ibrani 1:3). "Di kayu salib, keindahan Tuhan menjadi hancur, bau, kotor, disalahpahami, 'dihantam dengan teror', mengutip salah satu penyair modern. Itu membuat kita menangis. Dan itu baik. Dan bagaimana hal itu membuat kita rindu untuk dikasihi dan mengasihi seperti Tuhan yang sedemikian itu" (Taylor, D., “A Holy Longing: Beauty Is the Hard-to-Define Essence That Draws People to the Gospel,” Christianity Today International, 2008, hal. 40).

Melihat keindahan Tuhan berarti menyembah Juruselamat kita, menghabiskan waktu dalam kenikmatan kebersamaan dengan-Nya, dan menghargai siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita. Semakin kita mengarahkan pandangan kita kepada-Nya, semakin hidup kita akan diubahkan menjadi serupa dengan Dia (Roma 8:29; 2 Korintus 3:18; Ibrani 12:1-2). Kita tidak hanya akan melihat keindahan-Nya, tetapi kita juga akan menjadi hamba-hamba dan utusan-Nya yang indah: "Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: 'Allahmu itu Raja!'" (Yesaya 52:7, lihat juga Roma 10:15).