www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan materialisme dialektis?

Jawaban:
Frasa materialisme dialektis jarang muncul dalam percakapan; namun, frasa ini terkait dengan konsep-konsep yang lebih sering dibahas seperti Marxisme, komunisme, dan sosialisme. Menurut materialisme dialektis, ide-ide manusia adalah murni hasil dari interaksi fisik, terutama yang berkaitan dengan ekonomi, dan terus menerus dalam proses perubahan. Ide-ide awal menghasilkan kontradiksi atau pergulatan, yang mengarah pada perubahan, yang mengarah pada ide baru. Singkatnya, materialisme dialektis dapat digambarkan sebagai evolusi yang diterapkan pada filsafat, bukan pada organisme. Materialisme dialektis adalah asumsi dasar dari teori-teori politik Marxis dan komunis.

Dua kata dalam frasa materialisme dialektis memiliki arti yang berbeda. Materialisme digunakan untuk menggambarkan sebuah pendekatan terhadap filsafat, serta sebuah lensa untuk menafsirkan sejarah. Dalam pengertian filosofis, materialisme adalah keyakinan bahwa hanya entitas fisik yang ada dan bahwa semua ide, pikiran, dan bahkan akal hanyalah efek dari interaksi fisik. Interpretasi bukti atau pengalaman melalui pola pikir materialis disebut sebagai naturalisme.

Pada saat yang sama, materialisme juga merupakan nama yang diberikan untuk pendekatan tertentu terhadap sejarah. Menurut gagasan ini, kehidupan manusia sebagian besar ditentukan oleh "memproduksi" kebutuhan material untuk bertahan hidup, seperti makanan, air, dan tempat tinggal. Dengan demikian, menurut materialisme historis, perkembangan manusia, pemerintahan, ekonomi, dan sebagainya, semuanya didorong oleh kebutuhan mendasar untuk bertahan hidup.

Materialisme dialektis menggabungkan kedua penggunaan istilah materialisme ini.

Dalam filsafat, kata dialektis mengacu pada pola interaksi antara ide-ide, di mana ide awal menghasilkan respons, dan keduanya kemudian bergabung kembali untuk membentuk ide akhir. Hal ini sering disebut dengan istilah tesis (gagasan awal), antitesis (tanggapan atau kontradiksi dari gagasan tersebut), dan sintesis (gagasan akhir yang dibentuk dengan menyelesaikan kontradiksi). Seperti yang berlaku pada materialisme dialektis, ide ini secara khusus terkait dengan filosofi dari G. W. F. Hegel, meskipun dialektika Hegel tidak bersifat materialis.

Materialisme dialektis menggabungkan semua tema utama tersebut: penolakan terhadap hal-hal non-material, klaim bahwa masalah ekonomi mendorong semua sejarah manusia, dan saran bahwa semua hal terus berkembang melalui proses tesis-antitesis-sintesis. Melalui tulisan-tulisan Karl Marx dan Friedrich Engels, hal ini menjadi dasar filosofis Marxisme dan komunisme.

Menurut Marx dan Engels, semua perkembangan sejarah manusia didorong oleh masalah ekonomi. Dalam pandangan mereka, transisi dari pertanian ke industri menyebabkan sebagian besar orang kehilangan kepemilikan atas tenaga kerja mereka sendiri, sehingga menciptakan dua kelas besar: kaum borjuis yang memiliki kekuasaan dan harta benda; dan para pekerja penghasil barang-barang material, kaum proletar. Secara tidak langsung, tulisan-tulisan Marx dan Engels meletakkan struktur dari apa yang sekarang kita sebut sebagai materialisme dialektis-sebuah proses tesis-antitesis-sintesis yang berfokus pada ekonomi dan bersifat ateis. Proses ini, dalam pandangan Marx dan Engels, akan menghasilkan transisi dari kapitalisme ke sosialisme, yang kemudian akan berkembang menjadi komunisme total: penghapusan total semua kelas dan ketidakadilan. Melalui lensa filosofis ini, mereka menyarankan solusi untuk kelemahan kapitalisme adalah dengan mengembangkan ekonomi manusia.

Materialisme dialektis memiliki beberapa kelemahan utama. Pertama dan terutama, paham ini mengasumsikan bahwa tidak ada yang namanya Tuhan atau realitas di luar fisik. Selain secara faktual salah, pendekatan ini telah terbukti berbahaya karena hasil dari penerapan ateisme pada pemerintahan. Hal ini berkaitan dengan kelemahan utama kedua dari materialisme dialektis: asumsi-asumsi naif tentang sifat manusia. Agar sebuah masyarakat dapat benar-benar "berevolusi" dari kapitalisme ke sosialisme ke komunisme, manusia harus bertindak demi kepentingan orang lain dan tidak pernah karena keinginan diri sendiri-sebuah harapan yang sangat tidak realistis. Ketiga, materialisme dialektis mengasumsikan bahwa budaya manusia dibentuk hampir seluruhnya oleh ekonomi, sebuah gagasan yang tidak didukung dengan baik dalam studi sejarah atau ekonomi modern.

Meskipun terdengar canggih, materialisme dialektis bermuara pada ide dasar yang sama yang diungkapkan dalam ayat-ayat Alkitab seperti Roma 1:22 dan Mazmur 14:1. Ketika manusia berusaha menjelaskan kebenaran tanpa Tuhan atau menafsirkan sejarah tanpa kebenaran, hasil akhirnya adalah bencana. Korban mengerikan yang ditimbulkan oleh pemerintahan ateis dan komunis terhadap umat manusia adalah hasil alami dari asumsi bahwa manusia tidak lain adalah materi dan bahwa mengendalikan ekonomi adalah cara untuk mengendalikan manusia.

© Copyright Got Questions Ministries