www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah kitab Henokh dan apakah seharusnya diikutkan dalam Alkitab?

Jawaban:
Kitab Henokh bukanlah satu kitab, melainkan berbagai karya tulis pseudepigraphal (yang salah di atribusikan) kepada Henokh, salah satu kakek-buyut Nuh; yakni, Henokh putra dari Yared (Kejadian 5:18). Henokh adalah salah satu dari dua orang di dalam Alkitab yang naik ke surga sebelum mati (yang satunya adalah Elia), sebagaimana dikatakan Alkitab "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah" (Kejadian 5:24; lihat juga Ibrani 11:5). Seringkali frasa "Kitab Henokh" merujuk kepada 1 Henokh, yang hanya ada dalam bahasa Etiopia.

Kitab Yudas dalam Alkitab mengutip dari kitab Henokh dalam ayat 14-15, "Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: 'Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.'" Namun ini tidak berarti Kitab Henokh diilhami Allah dan harus berada di dalam Alkitab.

Kutipan Yudas bukan satu-satunya kutipan di dalam Alkitab dari sumber di luar Alkitab. Rasul Paulus mengutip Epimenides dalam Titus 1:12 tetapi bukan maksudnya kita harus memberi otoritas pada tulisan Epimenides. Hal yang sama dapat kita amati dalam Yudas 14-15. Kutipan Yudas terhadap kitab Henokh tidak dimaknai bahwa keseluruhan kitab Henokh dillhami, ataupun benar. Yang ada hanyalah bahwa ayat tersebut saja yang benar. Adalah menarik untuk diingat bahwa tidak ada sarjana Alkitab yang menganggap bahwa kitab Henokh benar dituliskan oleh Henokh dari Alkitab. Henokh adalah generasi ketujuh dari Adam, sebelum peristiwa Banjir Air Bah (Kejadian 5:1-24). Buktinya adalah bahwa ayat tersebut adalah suatu nubuat yang diucapkan Henokh - jika tidak, Alkitab tidak akan mengatakannya sebagai berikut: "Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat..." (Yudas 14). Ucapan Henokh tersebut diturunkan melalui tradisi, dan pada akhirnya ditulis dalam kitab Henokh.

Kita harus menyikapi kitab Henokh sama dengan kitab kitab Apokrifa (atau Deuterokanonika). Ada bagian dalam Apokrifa yang benar, tetapi secara bersamaan, adapula yang palsu dan tidak akurat sejarahnya. Jika Anda membaca kitab-kitab ini, Anda perlu menyikapinya sebagai kitab yang menarik tetapi bukan catatan sejarah yang sempurna; bukan sebagai Firman Allah yang terilhami dan berotoritas.

© Copyright Got Questions Ministries