www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah yang dimaksud oleh khotbah berdasarkan topik? Apakah seorang pendeta dapat berkhotbah berdasarkan topik

Jawaban:
Khotbah berdasarkan topik berbeda dengan khotbah berdasarkan eksposisi atau penjabaran. Khotbah berdasarkan topik memperhatikan apa yang diajarkan Alkita tentang sebuah topik, sedangkan khotbah eksposisi mempelajari apa yang diajarkan oleh satu perikop bacaan di dalam Alkitab dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Sebagian besar pendeta pasti pernah mengajar berdasarkan topik, sedangkan ada yang sepenuhnya berkhotbah berdasarkan topik. Baik atau tidaknya pola ini lebih berhubungan dengan tujuan pengajarannya. Khotbah berdasarkan topik bisa efektif dalam mencapai tujuannya, namun adapula kekurangannya yang perlu dipahami demi menggunakannya dengan baik dan benar.

Khotbah pada umumnya dapat dibagi menjadi empat jenis: berdasarkan teks, berdasarkan topik, hibrida teks-topik, dan eksposisi. Ada yang menilai bahwa ke-empat jenis ini kurang tepat karen ada tumpang-tindih antara ke-empat jenis. Secara garis besar, khotbah tekstual mengikuti teks Alkitab, dan khotbah itu mengikuti teks yang tertulis. Khotbah berdasarkan topik dirancang mengikuti sebuah ide, dengan poin-poin yang didasari oleh teks Alkitab. Khotbah hibrida antara topik-teks menggabungkan keduanya, dengan memperkuat khotbahnya baik melalui teks maupun pikiran sang pendeta. Khotbah eksposisi mengikuti teks Alkitab, dan berusaha memperjelas makna teks tersebut secara mendetil. Tujuan dari tiap jenis khotbah adalah menerapkan Firman Allah pada kehidupan pendengarnya.

Di dalam khotbah berdasarkan topik, sang pembicara bebas membahas isu yang dihadapi oleh pendengarnya. Jika yang diperlukan adalah pemahaman tentang dosa, maka sang pembicara dapat mengajar tentang berbagai aspek dan akibat dari dosa. Ketika disampaikan dengan baik, jenis khotbah ini dapat memberi sudut pandang luas tentang sebuah topik menurut Alkitab. Dengan berfokus pada isu dengan cara ini, para pendengar memperoleh pengertian yang alkitabiah mengenai salah satu topik. Selain itu, khotbah berdasarkan topik juga merapikan pola pemikirannya. Pendengar dapat mengikuti perkembangan sebuah konsep dan terbantu karena materi yang diajarkan mudah diingat. Metode ini bergantung pada talenta sang pembicara, karena pemikirannya berasal dari hati perancang khotbah tersebut.

Meskipun khotbah berdasarkan topik itu dapat menghasilkan khotbah berkualitas, namun ada bahayanya juga. Jika metode pengajaran ini satu-satunya yang digunakan, maka sang pembicara mungkin terperangkap di dalam kebiasaan dimana ia hanya menangani topik yang menarik bagi dirinya atau yang mudah dikemas dalam khotbah. Selain itu, para pendengar mungkin terbiasa dengan khotbah yang “nyaman” atau “seru,” dan mengabaikan khotbah yang tidak mengikuti pola yang sama. Pengabdian pada satu jenis khotbah saja tidak mampu menyampaikan seluruh hikmat Allah, meskipun ada beberapa topik yang dipahami dengan baik. Tidak tertutup kemungkinan sang pembicara lebih cenderung mengembangkan ide pribadinya daripada “berterus terang memberitakan perkataan kebenaran” (2 Timotius 2:15).

Dengan alasan ini, banyak pendeta menggilir pola pengajarannya antara topik, tekstual, hingga eksposisi. Khotbah berdasarkan topik membuka peluang membahas isu yang sedang berlangsung dalam masyarakat atau di dalam komunitas gereja, sedangkan pengajaran tekstual dan eksposisi mengungkapkan isi tiap-tiap kitab di dalam Alkitab. Keduanya berguna mencapai perkembangan iman Kristen yang seimbang. Cara sebuah khotbah dirancang tidak pernah sepenting memastikan bahwa pesannya alkitabiah dan dapat diterapkan. Khotbah berdasarkan topik bisa sealkitabiah khotbah eksposisi, sedangkan pesan eksposisi bisa sama menariknya dengan khotbah berdasarkan topik.

Apapun jenis khotbahnya, jika berlandaskan Alkitab dan diilustrasikan penerapannya dengan bahasa yang tepat, pasti akan menggenapi tujuannya, yakni mengajak pendengarnya semakin mengikuti Kristus.

© Copyright Got Questions Ministries