www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Seberapa terbuka seharusnya keuangan gereja itu?

Jawaban:
Setiap kali keuangan sedang dibahas, akan banyak perdebatan yang muncul, dan ini juga kasusnya dengan keuangan gereja. Jika seseorang berkorban memberi persembahan secara sukarela, maka cukup jelas orang itu akan tertarik pada cara keuangan gereja dikelola. Dalam beerapa gereja, setiap keputusan keuangan harus direstui oleh jemaat dahulu. Sedangkan pada gereja lain, hanya pendeta dan beberapa pemimpin lainnya berhak tahu cara keuangan gereja dikelola. Keseimbangan ada pada jalan tengahnya.

Alkitab tidak merekam gereja mula-mula mengadakan laporan keuangan atau pembahasan anggaran belanja. Pola yang disimpulkan ialah bahwa gereja mempercayakan keuangannya pada pemimpin, dan para pemimpin itu mengelola keuangannya. Roma 15:25-28 dan 1 Korintus 16:1-4 merekam bagaimana gereja mengumpulkan uang dan memberikannya kepada Paulus dan kelompok lainnya supaya dibagikan. Bagaimana cara mengikuti pola tersebut pada zaman ini? Karena tiadanya perintah khusus dalam hal ini, tampaknya Allah memberi kebebasan. Apakah gereja boleh mempunyai satu dewan yang terdiri dari penatua, diaken, atau penanggung-jawab, yang mengawasi pengelolaan keuangan? Boleh. Apakah jemaat diperbolehkan menyumbang pendapat dan mengawasi pengelolaan keuangan? Boleh. Apakah gereja dapat menetapkan satu individu, seperti pendeta atau bendahara, sebagai pengelola keuangan? Meskipun metode ini kurang pengawasan, karena tidak ada larangan dalam Alkitab, maka jawabannya adalah "boleh."

Jauh lebih penting dari siapa yang menangani keuangan gereja, kita perlu berfokus pada cara menangani keuangan gereja. Jika keuangan gereja dikelola dengan jujur, berintegritas, bertanggung-jawab, dan transparan, maka siapa yang mengawasi tidak terlalu penting. Dewan-pun mampu menyalahgunakan keuangan gereja seperti halnya dengan satu individu. Gereja masih harus berhati-hati dalam mempercayakan kendali keuangannya. Syarat Alkitab "bukan hamba uang" dan "mengepalai keluarganya sendiri" (1 Timotius 3:3-5) perlu diindahkan.

Siapapun individu atau kelompok yang menangani, pertanggung-jawaban itu penting. Gereja harus mengelola keuangannya secara terbuka. Gereja harus siap membuktikan bahwa dana yang telah dipercayakan Allah pada mereka, telah dikelola dengan bijak. Berbagai skandal keuangan telah mencemari dan menjatuhkan berbagai gereja. Dalam sebagian besar kasus, kurangnya tanggung-jawab dan keterbukaan keuangan menjadi biang permasalahannya. Gereja perlu mencatat jumlah yang dikeluarkan untuk gaji, tunjangan, iuran bulanan, perbaikan, dan lain sebagainya. Jemaat gereja perlu meyakini kemampuan para pimpinannya mengelola keuangan dengan baik. Kiranya ucapan Tuan kita memotivasi dan membimbing kita, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Matius 25:21).

© Copyright Got Questions Ministries