www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah keselamatan kolektif itu?

Jawaban:
Pada dasarnya, frasa "keselamatan kolektif" terkait anggapan kalau "hanya jika semua orang diselamatkan, maka tidak satupun dari kita yang akan diselamatkan." Bisa juga berarti: "sebagai individu kita harus bekerjasama dan berkorban demi kebaikan semua orang." Cara lain untuk mendefinisikan keselamatan kolektif adalah: "saya tidak bisa diselamatkan sendirian saja. Saya harus melakukan bagian saya dengan cara bekerjasama dengan orang lain di dalam suatu kelompok, bahkan berkorban, untuk memastikan keselamatan setiap orang, sehingga kita semua bisa diselamatkan bersama-sama."

Namun, Alkitab jelas-jelas menyatakan bahwa keselamatan adalah suatu proses dimana Allah menyelamatkan individu-individu melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Setiap orang harus datang kepada Kristus secara individual, bukan kolektif.

Keselamatan kolektif juga diajarkan oleh gerakan eikumenis di banyak gereja Protestan, yang bersedia mengakomodasi ajaran Katolik, Islam, Budha, agama mistisisme Timur, dan kultus-kultus dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sosial dan moral. Pemikiran mereka adalah: jika ada cukup banyak orang saleh bersatu, mereka bisa memenangkan peperangan melawan paganisme tak bertuhan dan kejahatan dalam masyarakat yang telah meninggalkan semua moralitas. Anggapannya adalah: kalau semua individu bekerjasama dan berkorban demi kebaikan bersama, maka semua penyakit sosial bisa diberantas.

Penganut ekumenisme menyatakan bahwa gereja sedang terlibat perang suci untuk melestarikan nilai-nilai Kristiani yang ditenun dengan begitu erat menjadi kebenaran Alkitab, sehingga kita harus menghentikan ketidaksepakatan kita terhadap doktrin dan bersatu untuk berperang melawan dunia yang sedang membusuk. Pendukung ekumenisme atau keselamatan kolektif seringkali menggunakan Injil Yohanes pasal 17 sebagai bagian ayat Alkitab yang mendukung pemikiran mereka.

Mereka beranggapan bahwa Yesus berdoa agar semua orang saling berteman dengan baik, tidak saling bertengkar satu sama lain. Sebenarnya, doa-Nya itu hanya ditujukan untuk para murid-Nya – semua yang mengikut Dia, dengan mengesampingkan semua orang lain – bahwa mereka akan memiliki ikatan bersama; suatu kesatuan dalam Roh Allah, yang terwujud pada hari Pentakosta (lihat di kitab Kisah Para Rasul pasal 2). Allah menciptakan ikatan bersama di antara orang Kristen ketika Roh-Nya turun ke atas mereka. Mereka dibaptis dengan Roh ke dalam tubuh Kristus. Paulus menyimpulkan hal ini di surat 1 Korintus 6:17, "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia."

Konsep keselamatan kolektif ini tidak ada di Alkitab. Salah satu komponen kunci dari keselamatan kolektif ini terkait erat dengan ajaran sesat bahwa semua gereja harus bersatu dalam upaya untuk membersihkan dunia dari semua amoralitas yang menyebar di dalam masyarakat. Namun, tidak ada contoh di Perjanjian Baru, baik Yesus atau para rasul, yang pernah mencoba untuk mengatasi masalah di masyarakat, termasuk pemerintah.

Apa yang mereka ajarkan adalah: keselamatan seseorang hanyalah bisa dianugerahi melalui pemberitaan Injil Kristus yang disampaikan pada setiap individu, bukan secara kolektif. Kristus datang ke hati seorang individu, mengetuk pintu hatinya supaya diijinkan masuk. Dengan kuasa dan sentuhan dari Roh Kudus, kita membuka pintu hati kita kepada-Nya (1 Kor 2:12-16; Why 3:20).

Salah satu ajaran sesat dari konsep keselamatan kolektif atau ekumenisme yang menganggap tujuan Kekristenan adalah untuk berperang melawan budaya. Kekristenan dianggap seperti basis kekuatan manusia yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui suara mayoritas, dengan melobi, ataupun dengan menciptakan lembaga yang dapat mempertahankan dan mendukung nilai moralitas dalam masyarakat kita. Tapi, Paulus menjelaskan bahwa ini bukanlah peran Kekristenan. "Sesungguhnya, semua orang yang ingin hidup saleh dalam Yesus Kristus akan dianiaya, sedangkan orang-orang jahat dan para penipu akan menjadi lebih buruk lagi, mereka menyesatkan dan disesatkan" (2 Tim 3:12-13 AYT).

Mandat yang alkitabiah bagi orang Kristen tidak ada hubungannya dengan moralitas kolektif secara politik, organisasi, atau agama. Mandat kita hanya berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Amanat Agung – memanggil orang lain untuk mendapatkan keselamatan individual melalui Yesus Kristus.

© Copyright Got Questions Ministries