Pertanyaan

Apa yang sebenarnya terjadi pada saat kejatuhan manusia?

Jawaban
Kejatuhan manusia terjadi beberapa waktu setelah Allah menciptakan dunia dan setelah pemberontakan Iblis di surga. Kita dapat menemukan kisah penciptaan dan kejatuhan manusia dalam Alkitab dalam Kejadian 1-3. Menurut kitab Kejadian, Allah berfirman menjadikan segala sesuatu ada: langit, planet-planet, laut, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan segala sesuatu yang lain. Dia menyatakan semuanya itu "baik" (Kejadian 1:25).

Tetapi ketika Allah menciptakan manusia, Dia turun ke tanah dan membentuk tubuh manusia dari tanah liat (Kejadian 2:7). Kemudian Dia menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung manusia itu, dan "manusia itu menjadi makhluk yang hidup." Ia menamai manusia itu "Adam". Manusia itu memiliki kehidupan yang berbeda dengan kehidupan tumbuhan dan hewan. Ia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27), yang berarti ia memiliki roh yang kekal, seperti yang dimiliki Allah. Dia dirancang untuk menjadi seperti Allah, bersekutu dengan Allah, berakal budi seperti Allah, dan menikmati Allah selamanya. Maka Allah menempatkan Adam di taman yang dirancang khusus untuknya (Kejadian 2:8). Dalam lingkungan yang sempurna ini, Allah berjalan dan berbicara dengan manusia, menikmati ciptaan yang telah Dia ciptakan dan Adam bersukacita di dalamnya (Kejadian 2:19-20; 3:8).

Karena Allah tidak ingin manusia itu sendirian, maka Dia menciptakan seorang wanita, Hawa, dari salah satu tulang rusuk Adam. Dia memberi mereka semua yang ada di taman itu untuk dinikmati, kecuali buah dari satu pohon (Kejadian 2:16-17). Allah memberi tahu mereka bahwa jika mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, mereka akan mati.

Kejadian 3 memperkenalkan kita pada makhluk lain yang terlibat dalam kejatuhan manusia: ular. Setan telah dijatuhkan ke bumi karena pemberontakannya terhadap Allah di surga (Lukas 10:18). Setan mendatangi Hawa dalam rupa ular dan mengatakan kepada perempuan itu bahwa Allah tidak benar-benar melarang buah itu untuk kebaikannya, tetapi justru menjauhkan yang baik darinya (Kejadian 3:1-4). Maka Hawa pun memakannya dan memberikan sebagian kepada Adam (Kejadian 3:5). Adam pun memakannya, dan pada saat itu semuanya berubah. Dosa telah masuk ke dalam dunia yang diciptakan Allah dengan sempurna (Roma 5:12). Umat manusia telah jatuh.

Kejatuhan manusia disebabkan oleh dosa Adam. Dosa adalah perilaku, perkataan, atau pemikiran manusia yang bertentangan dengan kesempurnaan Allah. Karena dosa Adam, Allah menjatuhkan kutuk atas dunia, manusia, hewan, tumbuhan, dan tanah (Kejadian 3:14-19). Dosa mereka telah mendatangkan penghakiman Allah, dan satu-satunya hukuman yang adil untuk pengkhianatan besar seperti itu adalah kematian kekal (Roma 6:23). Namun, Allah kemudian membuat sebuah sistem yang memungkinkan manusia untuk mendapatkan pengampunan atas dosa mereka. Allah membunuh seekor binatang dan membuatkan pakaian bagi manusia untuk menutupi ketelanjangan yang membuat mereka malu (Kejadian 3:21). Dengan melakukan hal itu, Allah melukiskan gambaran tentang apa yang akan Dia lakukan ribuan tahun kemudian ketika Anak Domba yang Sempurna disembelih untuk menghapus dosa kita (Yohanes 1:29; Wahyu 13:8).

Setelah kejatuhan manusia, Allah mengusir Adam dan Hawa dari taman dan menempatkan kerub untuk menjaga pintu masuk. Hal ini dilakukan agar Adam dan Hawa tidak dapat kembali dan memakan buah dari pohon kehidupan dan hidup selamanya dalam keadaan terkutuk (Kejadian 3:23-24). Mereka dipaksa untuk mencari makanan dan tempat tinggal mereka sendiri. Adam harus berjuang melawan rumput liar dan onak untuk mempertahankan hidup, sementara Hawa harus menderita saat melahirkan. Penderitaan dan kerja keras adalah bagian dari kutukan yang Allah timpakan ke atas dunia ini karena dosa.

Kita menyebut episode dalam sejarah manusia ini sebagai kejatuhan manusia karena, dalam tindakan ketidaktaatannya, Adam membawa kutukan kepada setiap orang yang belum dilahirkan. Manusia yang dirancang untuk berjalan bersama Allah dalam persekutuan yang tidak terputus telah jatuh dari posisi yang mulia itu. Dia ditakdirkan untuk hidup dalam keadaan rusak, dalam dunia yang rusak, terpisah dari persekutuan yang berkelanjutan dengan Allah yang kudus. Allah berjanji bahwa keturunan perempuan itu suatu hari nanti akan menyelamatkan mereka dari konsekuensi kekal dari dosa mereka (Kejadian 3:15), tetapi konsekuensi duniawi yang bersifat sementara dari dosa tetap ada.

Kita semua menderita akibat kejatuhan manusia. Keselamatan kita adalah dengan memanggil nama Allah dan percaya kepada pengorbanan Yesus yang sempurna untuk dosa kita (Roma 5:10-11; 2 Korintus 5:18). Dunia mengerang di bawah kutukan, berseru untuk kelegaan yang akan datang pada saat penebusan umat Allah ketika Kristus datang kembali (Roma 8:22-23). Ketika Yesus datang untuk semua orang yang percaya kepada-Nya, Allah akan memulihkan segala sesuatu (Kisah Para Rasul 3:21). Dia akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru untuk menggantikan apa yang telah dirusak oleh dosa (Yesaya 65:17; 2 Petrus 3:12-13; Wahyu 21:1). Umat manusia tidak akan lagi "jatuh" tetapi dipulihkan dan ditebus oleh darah Anak Domba Allah (Wahyu 7:14).