Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan heterodoksi? Apa yang dimaksud dengan sesuatu yang bersifat heterodoks?

Jawaban
Kata heterodoks digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak ortodoks. Heterodoksi adalah istilah kolektif untuk pendapat atau doktrin yang berbeda dengan ortodoksi, yaitu posisi resmi. Heterodoksi berbeda dengan pandangan ortodoks gereja, tetapi gereja tidak sempurna, dan sesuatu yang heterodoks tidak secara otomatis sesat atau salah. Terkadang, pandangan heterodoks lebih alkitabiah daripada pandangan ortodoks yang berlaku.

Sebagai contoh, pandangan Martin Luther tentang keselamatan oleh kasih karunia melalui iman bertentangan dengan doktrin Katolik, dan tulisan-tulisannya dianggap sebagai heterodoksi. Ide-idenya menantang ortodoksi pada saat itu dan merupakan alternatif yang lebih baik dan lebih alkitabiah daripada dogma gereja yang sudah mapan. Kesediaan Luther untuk menjadi heterodoks menyebabkan kebangkitan Protestan, pencetakan Alkitab dalam bahasa umum, dan pemahaman yang lebih alkitabiah tentang Injil. Ketika sebuah doktrin bertentangan dengan Alkitab, maka doktrin tersebut disebut bidat. Tetapi ortodoksi dan heterodoksi dapat berubah, tergantung pada pandangan kekuasaan agama yang berlaku. Seperti yang dapat dilihat dalam kisah Martin Luther, pandangan alkitabiah itu sendiri dapat menjadi heterodoks, dan teologi yang sesuai dengan Alkitab, menjadi heterodoksi.

Yesus sendiri mengkhotbahkan pandangan heterodoks. Para pemimpin agama pada zaman-Nya mengajarkan bahwa ketaatan penuh terhadap Hukum Taurat dapat dicapai dengan usaha sendiri yang benar. Itu adalah agama yang tidak memiliki belas kasihan, kasih karunia, atau ketergantungan kepada Tuhan, dan Yesus menentangnya (Matius 9:13). Bahkan, Yesus menentang orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat di setiap kesempatan, berkhotbah menentang pemahaman mereka tentang hari Sabat (Matius 12:1-8), mengecam penambahan-penambahan yang mereka lakukan terhadap Firman Tuhan (Markus 7:7), menyebut mereka sebagai "pemimpin-pemimpin buta" (Matius 23:24), dan bahkan "mengecam" mereka atas ajaran palsu mereka yang keras kepala (Lukas 11).

Seperti Yesus, kita harus menggunakan Alkitab sebagai panduan kita, bukannya opini agama yang berlaku atau ajaran gereja mana pun. Banyak gereja mengajarkan apa yang alkitabiah, tetapi kita masing-masing bertanggung jawab untuk mengetahui Firman Tuhan secara pribadi. Doktrin tidak boleh diterima hanya karena doktrin tersebut "ortodoks"; terkadang posisi yang heterodoks lebih alkitabiah. Kita harus melihat bahwa apa yang diajarkan memang benar menurut Alkitab (Kisah Para Rasul 17:11).