Pertanyaan

Apakah yang dimaksud dengan ditheisme? Apakah yang dimaksud dengan bitheisme?

Jawaban
Awalan di- dan bi- keduanya berkaitan dengan angka dua. Kadang-kadang istilah ini digunakan secara bergantian untuk merujuk pada sistem yang mengakui dua dewa (primer). Kadang-kadang dewa-dewa dipahami sebagai dua prinsip daripada dewa-dewa pribadi. Baik bi- dan diteisme adalah bentuk dualisme, dan kadang-kadang bitheisme atau diteisme menggunakan nama itu. Namun, kita harus mencatat bahwa ada juga bentuk dualisme yang tidak menyertakan dewa-dewi. Beberapa ateis adalah dualis yang percaya pada dualisme pikiran-tubuh atau materi-energi tanpa melibatkan dewa-dewi.

Ketika bitheisme dan ditheisme dibedakan, ditheisme biasanya mengacu pada bentuk dualisme yang mengajarkan bahwa dua dewa utama itu setara dan berlawanan, yang satu baik dan yang lain jahat.

Bitheisme mengakui dua dewa yang tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling melengkapi. Dalam agama Hindu, Siwa dan Wisnu memiliki peran yang berlawanan namun tidak saling bermusuhan. Baik Wisnu maupun Siwa berasal dari dewa tertinggi Brahma, sang pencipta, yang pekerjaannya kini telah selesai. Wisnu adalah pemelihara alam semesta, sedangkan Siwa adalah perusak. Namun, peran-peran ini dipandang saling melengkapi dalam membawa perubahan. Tidak ada yang bertentangan satu sama lain, dan dalam beberapa literatur, mereka bahkan dikatakan saling memuja dan membantu satu sama lain seperlunya. (Siwa dan Wisnu adalah dua dewa utama dalam agama Hindu, meskipun agama Hindu lebih tepat disebut sebagai politeistik, bukan monoteistik, karena memiliki jutaan dewa).

Yang paling penting untuk diingat adalah bahwa Alkitab tidak mengajarkan bitheisme atau ditheisme. Beberapa orang secara keliru memahami bahwa Tuhan dan Setan adalah dua kekuatan yang setara dan berlawanan, dan dalam beberapa kasus, manusia adalah faktor penentu dalam konflik tersebut. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Dia adalah satu-satunya Tuhan. "Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: 'Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami! Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!'" (Yesaya 44:6-8).

Setan tentu saja menentang Tuhan, tetapi ia hidup di bawah otoritas Tuhan. Setan tidak dapat melakukan apa pun tanpa pengawasan Tuhan. Sebagai contoh, ketika Setan ingin menganiaya Ayub, ia harus mendapatkan izin dari Tuhan terlebih dahulu. (Lihat Ayub 1-2.) Kebebasan Setan terbatas dalam ruang lingkup dan durasinya. Pada penghakiman terakhir, ia akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:10). Untuk sementara waktu Setan menentang Tuhan, tetapi pada akhirnya, bahkan perlawanan dan pemberontakan Setan adalah bagian dari rencana Tuhan dan akan menghasilkan kemuliaan-Nya.