www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apa saja contoh campur tangan ilahi yang nyata?

Jawaban:
Campur tangan ilahi pada dasarnya adalah campur tangan Allah dalam urusan dunia. Intervensi ilahi ini dapat berupa sesuatu yang disebabkan terjadi oleh Allah atau sebaliknya Allah mencegah sesuatu terjadi. Para ateis, agnostik, dan deis berusaha mencari penjelasan lain bagi peristiwa yang jelas merupakan mujizat. Adapun orang percaya yang menyatakan contoh campur tangan ilahi dimana-mana, dengan menafsirkan peristiwa yang acak sebagai instruksi jelas dari Allah untuk mengambil langkah khusus. Apakah Allah benar-benar campur tangan dalam urusan dunia? Jika benar, apakah ada contoh intervensi-Nya yang tak terbantahkan? Apakah Allah telah meninggalkan jejak yang jelas atas mujizat-Nya?

Orang percaya dapat menunjuk pada berbagai contoh intervensi Allah. Mulai dari kekalahan armada Spanyol hingga keberadaan Israel di jaman ini disebutkan sebagai bukti bahwa Allah telah campur tangan dalam sejarah. Tentunya, adapula mujizat yang direkam dalam Alkitab, yang direkam oleh para saksi mata peristiwa itu, dan melalui penciptaan sendiri - "langitpun berbicara," sebagaimana diungkapkan komposer Joseph Haydn.

Akan tetapi, bagi para ateis, agnostik, dan deis, selalu ada penjelasan lain bagi segala sesuatu. Di Amerika Serikat ada sebuah siaran televisi yang berusaha menjelaskan mujizat di dalam Alkitab. Salah satu episode penuh dikhususkan untuk membahas penyeberangan Laut Teberau (lihat Keluaran pasal 14). Para pakar sains mengutarakan beberapa teori, termasuk terbentuknya jembatan sementara yang disebabkan oleh gunung berapi di bawah air atau gempa bumi di bawah air yang menyebabkan tsunami, sehingga tingginya air surut di tempat Musa dan umat Israel menyebrangi Laut Teberau itu. Walaupun teori alami ini mungkin saja, namun yang sulit dijelaskan adalah ketepatan waktu peristiwa itu terjadi sehingga Israel dapat menyebrang, namun pasukan Mesir ditenggelamkan ketika mereka berusaha menyusul. Meskipun peristiwa itu dapat dijelaskan secara alami, adalah tidak masuk akal menolak bahwa pengaturan waktu terjadinya peristiwa itu supranatural. Namun, sekali lagi, bagi mereka yang menolak keberadaan dan aktifitas Allah di dunia, mujizat apapun dapat dijelaskan oleh kebetulan, histeria, atau khayalan. Jika Anda mencari alasan untuk tidak percaya, tentunya Anda akan menemukan beberapa alasan.

Sebaliknya ada orang percaya yang menganggap segala sesuatu sebagai contoh campur tangan ilahi. Diskon yang baik di supermarket adalah mujizat dari Allah. Angin yang tiba-tiba berhembus atau perjumpaan dengan teman yang tak direncanakan dianggap sebagai pertanda dari Allah. Walaupun anggapan ini lebih alkitabiah daripada anggapan para deis, adapun bahayanya tersendiri. Jika kita menafsirkan segala sesuatu sebagai intervensi ilahi maka konklusi yang kita capai cukup subyektif. Kita seringkali menafsirkan sesuatu menurut keinginan kita. Adalah lebih mudah mencari kehendak Allah dengan mengamati bentuk awan daripada mencari kehendak Allah secara alkitabiah (Roma 12:1-2).

Menurut Alkitab, Allah dengan jelas campur tangan dalam urusan dunia (baca Kejadian sampai dengan Wahyu). Allah itu berdaulat (Mazmur 93:1, 95:3; Yeremia 23:20; Roma 9). Tidak ada yang terjadi tanpa disebabkan, diperbolehkan, atau ditetapkan Allah. Kita selalu dikepung oleh intervensi ilahi, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Kita mungkin tidak akan pernah mengetahui beberapa kali dan berbagai cara Allah melakukan intervensi dalam kehidupan kita. Campur tangan Allah dapat terjadi dalam wujud mujizat, seperti pemulihan atau pertanda supranatural. Namun wujud intervensi Allah juga dapat terjadi dalam peristiwa yang tak terduga yang mengarahkan kita pada jalan yang dikehendaki Allah.

Alkitab tidak memerintahkan kita menyelidiki maksud rohani yang tersembunyi di balik kejadian sehari-hari kita. Meskipun kita perlu menyadari bahwa Ia campur tangan, kita tidak perlu menghabiskan waktu memecahkan pesan yang terselubung di balik setiap peristiwa. Orang percaya sebaiknya mencari arahan dari Firman Allah (2 Timotius 3:16-17) dan menerima arahan dari Roh Kudus (Efesus 5:18). Kita harus menaati satu-satunya sumber yang telah diwahyukan oleh Allah, yakni Firman-Nya (Ibrani 4:12).

© Copyright Got Questions Ministries