www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Dari manakah asal doktrin Tritunggal?

Jawaban:
Doktrin Tritunggal adalah misteri agama Kristen yang paling unik, khas, luar biasa, dan tak mudah dipahami. Ialah pewahyuan tentang Sang Pencipta kita – bukan hanya salah satu allah, melainkan Sosok yang tak terbatas yang berada dalam kekekalan sebagai tiga Pribadi yang setara, yang tak terbatas, terdiri dari zat yang sama, namun berbeda. Asal doktrin Tritunggal dapat ditemui dalam Alkitab, meskipun istilah Tritunggal tidak digunakan dalam Alkitab.

Sebagaimana diakui oleh semua orang Kristen tradisional, doktrin Tritunggal berarti bahwa Allah adalah satu esensi tetapi tiga Pribadi; Allah mempunyai satu sifat, namun tiga pusat kesadaran yang berbeda; Allah terdiri dari satu Apa, namun tiga Siapa. Ada beberapa orang tidak percaya yang menyebut hal ini kontradiksi. Sebaliknya, doktrin Tritunggal adalah misteri yang diungkapkan oleh Allah dalam Firman-Nya. Kontradiksi hanya terjadi ketika kita mengklaim Allah hanya mempunyai satu sifat dan juga memiliki tiga sifat, atau bahwa Ia adalah satu Pribadi tetapi juga tiga Pribadi.

Sejak permulaan gereja, umat Kristen memahami misteri Tritunggal, meskipun belum menggunakan istilah Tritunggal.

Sebagai contoh, orang-orang Kristen pertama mengetahui bahwa sang Putra adalah Pencipta (Yohanes 1:1-2), sang "Aku Adalah" dari Perjanjian Lama (Keluaran 3:14; Yohanes 8:58), setara dengan sang Bapa (Yohanes 14:9), dan Hakim seluruh dunia (Kejadian 18:25; Yohanes 5:22), yang disembah sebagaimana Allah disembah (Ulangan 6:13; Lukas 4:8; Matius 14:33).

Para Kristen mula-mula mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda, lengkap dengan pikiran dan kehendak-Nya sendiri (Yohanes 16:13), yang menjadi perantara bagi kita dengan Allah (Roma 8:27), sebagai bukti bahwa Ia adalah Pribadi yang berbeda dari Allah Bapa – karena perantaraan melibatkan setidaknya dua pihak (tidak ada yang menjadi perantara pada dirinya sendiri). Selebihnya, manusia dapat diampuni karena menghujat Allah Putra, namun tidak kasusnya dengan penghujatan akan Allah Roh Kudus (Matius 12:32).

Berulang kali, para penulis Perjanjian Baru mencatat ketiga Pribadi Tritunggal bersamaan (Roma 1:4, 15:30; 2 Korintus 13:14; Efesus 1:13-14; 1 Tesalonika 1:3-6). Para orang percaya mula-mula tahu bahwa sang Bapa dan sang Putra mengutus Pribadi ketiga dalam Tritunggal, sang Roh Kudus – "Penolong yang lain" – untuk hidup di dalam hati kita (Yohanes 14:16-17,26; 16:7). Misteri ini diterima oleh gereja mula-mula sebagai kebenaran yang diwahyukan, tanpa label "Tritunggal yang Kudus."

Perjanjian Lama memberi intipan akan Tritunggal, dan tidak ada bagian Alkitab yang mengkontradiksi doktrin tersebut. Sebagai contoh, di dalam Kejadian 1:26 dalam bentuk jamak Allah berfirman, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita." Allah menyatakan bahwa Ia berada sendirian ketika Ia menciptakan segala sesuatu, dengan membentangkan langit dan menghamparkan bumi "seorang diri" (Yesaya 44:24). Namun Yesus adalah alat penciptaan Allah (Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16), dengan dampingan Roh Kudus yang melayang di atas air dunia purba (Keluaran 1:2). Hanya doktrin Tritunggal yang dapat menjelaskannya semua.

Torah telah menyiratkan ide bahwa Allah berada dalam lebih dari satu Pribadi dan meramalkan kedatangan-Nya sebagai manusia. Perjanjian Lama penuh dengan berbagai ramalan tentang penguasa bumi yang akan hadir (Kejadian 49:10), yang dilahirkan di Betlehem (Mikha 5:2), yang bukan hanya Putra Allah (Yesaya 9:6) tetapi juga seorang Mesias yang juga merupakan inkarnasi Allah dalam manusia (Yesaya 7:14; Zakharia 2:8-11). Namun bangsa Yahudi sedang mendambakan – dan, di bawah penjajahan Roma, semakin berharap akan – seorang Mesias yang dapat memerdekakan mereka, bukan Hamba yang menderita dan rendah hati (Yesaya 53). Israel gagal menngenali Putra Allah karena Ia berpenampilan biasa (Yesaya 53:2; Matius 13:54-58; Yohanes 10:33), dan mereka membunuh-Nya (Zakharia 12:10; Kisah 2:36).

Semenjak kematian rasul terakhir, Yohanes, para teolog Kristen berusaha menjelaskan Allah kepada gereja. Upaya menjelaskan realita rohani pada makhluk duniawi akan selalu berkekurangan; penjelasan beberapa guru kurang tepat, sedangkan ada yang jatuh ke dalam kemurtadan. Beberapa kesalahan yang muncul setelah zaman rasuli adalah ajaran bahwa Yesus sepenuhnya Allah dan hanya tampak sebagai manusia (Doketisme), ajaran bahwa Ia diciptakan dan bukan kekal (Adopsionisme, Arianisme, dsb), ajaran bahwa ada tiga allah yang terpisah dalam satu keluarga (Triteisme), dan ajaran bahwa satu Allah sedang memainkan tiga peran yang berbeda pada waktu yang terpisah (Modalisme, Monarkisme).

Karena agama tidak dapat berdiri tanpa pengetahuan persis tentang siapa atau apa yang disembah pengikutnya, maka ada kebutuhan mendesak untuk menjelaskan Allah dengan cara dimana semua pemeluk agama Kristen dapat menyetujuinya sebagai doktrin "resmi" atau ortodoks. Dan, jika Yesus bukanlah Allah, maka segenap umat Kristen adalah orang murtad karena telah menyembah sosok yang diciptakan dan bukan Pencipta.

Tampaknya bapa gereja Tertullian (160-225) adalah sosok yang pertama mengenakan istilah Tritunggal pada Allah. Tertullian menggunakan istilah tersebut dalam karya Melawan Praxeus, yang ditulis pada tahun 213 guna menjelaskan dan membela doktrin Tritunggal terhadap ajaran Praxeus, rekan seangkatannya, yang mengajar ajaran sesat Monarkisme. Dari sana, setelah berdiskusi, berpisah, dan berdebat selama satu abad, pada Konsili Nicea pada tahun 325, doktrin Tritunggal diangkat sebagai doktrin resmi gereja.

Sebuah pengamatan penutup. Teologi adalah upaya manusia yang tidak sempurna dalam memahami kata-kata Alkitab, sama seperti ilmu sains adalah upaya manusia yang tak sempurna memahami fakta alam. Semua fakta alam itu benar, sama seperti kata-kata asli Alkitab itu benar. Namun manusia terbatas dan seringkali gagal, sebagaimana diungkapkan sejarah. Jadi, dimana terdapat kesalahan atau perselisihan dalam ilmu sains atau teologi, kedua bidang ini mempunyai cara koreksi diri. Sejarah gereja mula-mula mengungkapkan bagaimana orang Kristen yang tulus, "salah," dalam menjelaskan sifat Allah (sebuah pelajaran bahwa kita harus rendah hati). Namun, melalui pembelajaran Firman Allah dengan teliti, gereja berhasil menjelaskan apa yang diajarkan Alkitab dan apa yang mereka ketahui sebagai benar – bahwa Allah berada sebagai Tritunggal yang kekal.

© Copyright Got Questions Ministries