www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Mengapa terkesan Allah tidak mempedulikan jutaan anak yang menderita kelaparan di dunia ini?

Jawaban:
Ada orang yang menuduh Allah atas nasib anak-anak yang kelaparan di dunia, dengan tuduhan bahwa Allah tidak mampu mengatasinya atau malah tidak peduli. Memang benar bahwa kelaparan adalah realita bagi banyak orang di dunia ini, dan tidak sedikit anak yang menderita dari kekurangan gizi. Dalam negara-negara berkembang, 25 persen anak-anak beratnya di bawah timbangan ideal dan beresiko menderita efek kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang. Masalah ini nyata, namun Alkitab mengajar bahwa kasih Allah juga sesuatu yang nyata.

Bagi tiap-tiap pertanyaan yang kita miliki tentang Allah, Ia telah memberi wawasan, petunjuk, serta jawaban dalam Alkitab, Firman-Nya. Yesus mengajar bahwa anak-anak penting bagi Allah: "Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Matius 18:5-6). Kemudian, dalam ayat 10, Yesus mengajar, "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." Faktanya adalah bahwa Allah benar peduli.

Para organisasi pemberi bantuan dan badan pemerintahan setuju bahwa terdapat jumlah makanan di dunia yang cukup untuk memberi makan semua orang. Masalahnya bukan kekurangan pangan melainkan kekurangan akses pada makanan. Dengan cukupnya pangan di dunia ini untuk memberi makan semua penduduk bumi, masalahnya bukan dengan Allah. Sebaliknya, masalahnya adalah kebobrokan sifat manusia. Bukannya berperilaku sebagai pengelola yang baik akan sumber daya bumi, para bangsa-bangsa serta individu sering menimbun makanan, menyalagunakan sumber daya, dan menghambur-hamburkan uang dibanding memastikan semua orang mendapat makanan.

Allah tidak bertanggung-jawab atas kebodohan manusia. Ia juga tidak bertanggung-jawab atas keserakahan, keegoisan, kebencian, kesombongan, kemalasan, kekejaman, ketidakpedulian, atau dosa-dosa lainnya yang mengakibatkan kelaparan di dunia. Tidak ada kecurangan dalam Allah (Mazmur 92:15). Semua orang adalah pendosa (Roma 3:23), dan "upah dosa ialah maut" (Roma 6:23). Peristiwa tragis di dunia – termasuk tragedi kelaparan yang dapat dihindari – adlaah akibat dari dosa (baca Roma 8:22).

Allah mempedulikan anak-anak. Ia membuktikan kasih-Nya ketika Ia mengutus Putra-Nya ke dunia demi menebus kita dari kutukan dosa. "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yohanes 4:9).

Allah juga menunjukkan kasih-Nya ketika Ia mendesak pengikut Kristus membantu meringankan kelaparan di dunia. Allah sedang bekerja memberi makan anak-anak kelaparan di dunia melalui berbagai lembaga Kristen – Compassion International, World Vision (Wahana Visi), World Help, Feed the Hungry, Samaritan's Purse – ini hanya beberapa dari lembaga Kristen yang sedang berkarya. Misionaris Kristen sedang bertugas di seluruh penjuru dunia, membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia sambil mengajarkan Firman Allah. Mereka melakukan tugas ini atas dasar kasih kepada Tuhan mereka dan kasih bagi sesamanya. Mereka melakukan hal ini karena mereka adalah "buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik" (Efesus 2:10).

Allah selalu baik, setiap waktu. Namun melihat begitu maraknya kejahatan dan penderitaan di dunia ini memang mengecewakan. Kita tahu bahwa kejahatan ada bukan karena Allah, melainkan karena Setan, dosa, dan keadaan berdosa umat manusia. Kita terus berharap. Kita "mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri" (Efesus 6:13). Kita mengasihi sesama kita sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri, demi Dia yang "karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal" (Yohanes 3:16). Suatu hari kelak, Tuhan kita akan meluruskan segala sesuatu, dan "tidak akan ada lagi laknat" (Wahyu 22:3).

© Copyright Got Questions Ministries