Pertanyaan

Bagaimanakah Allah adalah Allah sumber segala kasih karunia (1 Petrus 5:10)?

Jawaban
Rasul Petrus mengetahui satu atau dua hal tentang besarnya kasih karunia Allah. Petrus telah benar-benar mengecewakan Yesus, dengan menyangkal tiga kali bahwa ia mengenal Allah (lihat Matius 26:69-74; Markus 14:66-72; Lukas 22:31-34, 55-62; Yohanes 18:15-18, 25-27). Namun, kemudian, Petrus dengan penuh keyakinan menyatakan, "Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya" (1 Petrus 5:10).

Pengalaman Petrus akan pengampunan dan pemulihan Allah setelah kegagalan - dipulihkan, diteguhkan, dikuatkan, dan dikokohkan (lihat Yohanes 21:15-23) - telah membuktikan kepadanya bahwa Allah memang Allah sumber segala kasih karunia. Petrus telah meyakinkan para pembacanya bahwa Allah memiliki tujuan yang baik dan kekal atas berbagai pencobaan dan ujian yang mereka alami (lihat 1 Petrus 1:6-8). Sekarang, ia meyakinkan mereka bahwa kasih karunia Allah akan memperbaiki dan memperbaharui segala kerusakan yang mungkin terjadi karena kelemahan dan kegagalan manusia.

Dalam 1 Petrus 5:10, "kasih karunia" Allah (charitos dalam bahasa Yunani) adalah kebaikan-Nya yang diberikan secara cuma-cuma kepada kita, terlepas dari ketidaklayakan kita. Allah secara luar biasa menyatakan kasih karunia-Nya kepada kita melalui Anak-Nya, Yesus Kristus: "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus" (Yohanes 1:16-17).

Keselamatan adalah anugerah kasih karunia Allah yang terbesar bagi orang-orang berdosa (Roma 5:8, 15; Efesus 1:5-6; 2:8-9; Titus 2:11). Melalui iman kepada Yesus dan pengorbanan penebusan-Nya di kayu salib, kita dianugerahi penebusan dan pengampunan penuh atas dosa, kegagalan, dan kekurangan kita (Kisah Para Rasul 13:38; Roma 3:22-24; Roma 5:1-2, 16-17; Efesus 2:4-5; 1 Petrus 1:10). Ketika kita meleset dari sasaran, Allah sumber segala kasih karunia telah menutupi kita melalui darah Yesus (Roma 5:17; Ibrani 12:24; Efesus 2:13; Titus 3:5; Wahyu 1:5). Dia memberi kita anugerah penyelamatan-Nya yang luar biasa "bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman" (2 Timotius 1:9, AYT).

Allah sumber segala kasih karunia mengungkapkan skala, intensitas, dan keragaman kasih karunia Allah yang ekstrem. Di tempat lain, Petrus menggambarkan kasih karunia Allah berbeda bagi "tiap-tiap orang" (1 Petrus 4:10), "beragam" (terjemahan ESV), atau "dalam berbagai macam bentuk" (terjemahan NIV). Yakobus mengatakan bahwa Allah memberikan kasih karunia-Nya dengan "besar" (Yakobus 4:6). Rasul Paulus juga mengakui bahwa Allah sumber segala kasih karunia mencurahkan kasih karunia-Nya kepada kita "dengan limpahnya" (1 Timotius 1:13-14). Ia menyatakan bahwa Allah "mengaruniakan segala sesuatu kepada kita" (Roma 8:32). Di dalam Yesus, kasih karunia Allah memperkaya kita "dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan" (1 Korintus 1:4-5).

Tanpa kasih karunia Allah, kita akan terhilang dan tanpa harapan. Karena alasan ini, penulis Ibrani mendorong semua orang percaya untuk "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibrani 4:16).

Petrus menutup suratnya dengan menjelaskan, "aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu, bahwa ini adalah kasih karunia yang benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya!" (1 Petrus 5:12). Kita harus mempercayai kasih, anugerah, dan belas kasihan Tuhan yang tidak pernah berhenti ketika kita bergumul dengan kesulitan dan bahkan ketika kita jatuh. Kita dapat berdoa seperti pemazmur, "Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!" (Mazmur 31:17).

Melalui rasul Petrus dan seluruh Kitab Suci, Allah sumber segala kasih karunia menyatakan kepada kita, "Kegagalanmu di masa lalu tidak membuatmu gagal dan putus asa di masa depan." Jika Petrus, murid yang penakut dan menyangkal Yesus, dapat menjadi Petrus, pengkhotbah Pentakosta yang berani, maka kita pun dapat meyakini kasih karunia Allah yang sepenuhnya memulihkan dalam hidup kita.