www.GotQuestions.org/Indonesia



Pertanyaan: Apakah artinya bahwa Allah itu baik?

Jawaban:
Yesus menyatakan, "Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja" (Lukas 18:19). Satu Yohanes 1:5 mengajar bahwa "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan." Berkata bahwa Allah itu baik berarti bahwa Allah selalu bertindak sesuai apa yang benar dan baik. Kebaikan adalah bagian dari sifat Allah, dan Ia tak dapat melanggar sifat-Nya. Kekudusan dan kebenaran adalah bagian dari sifat Allah; Ia tak dapat melakukan sesuatu yang tidak kudus atau tidak benar. Allah adalah tolak ukur dari kebaikan itu sendiri.

Faktanya bahwa Allah itu baik berarti tidak ada kandungan kejahatan di dalam DiriNya, baik maksud dan motivasi-Nya selalu baik, Ia selalu melakukan yang benar, dan hasil dari rencana-Nya selalu baik (baca Kejadian 50:20). Tidak ada yang tak menyenangkan, jahat, atau gelap di dalam-Nya. Alkitab mengajar bahwa kebaikan Allah mengalir dari sifat-Nya hingga apa yang dilakukan-Nya (Mazmur 119:68). "Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun" (Mazmur 100:5).

Segala sesuatu yang Allah ciptakan pada mulanya itu baik: "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik" (Kejadian 1:31; baca juga 1 Timotius 4:4). Kebaikan Allah terungkap dalam Hukum yang Ia berikan pada Israel; Hukum itu suci, benar, dan baik (Roma 7:12). "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas" (Yakobus 1:17). Allah hanya dapat menciptakan yang baik, karena Ia sepenuhnya baik.

Allah tidak menciptakan kejahatan (Habakuk 1:13; 1 Yohanes 1:5). Sebaliknya, kejahatan adalah ketiadaan kebaikan; segala sesuatu yang bukan sifat Allah. Karena kebaikan-Nya, Allah membenci dosa dan akan kelak menghukumnya (Roma 2:5). Allah tidak pernah menghendaki kita berdosa: "Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun" (Yakobus 1:13).

Kebaikan Allah seharusnya menghasilkan puji syukur dalam diri kita: "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya" (Mazmur 107:1; baca juga 1 Tawarikh 16:34; Mazmur 118:1; 136). Akan tetapi, secara alami manusia tidak ingin mengikuti atau bersyukur pada Allah. Sebaliknya, "manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat" (Yohanes 3:19). Di dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel berulang-kali menolak Hukum Allah yang baik, melupakan kebaikan-Nya terhadap mereka, dan bertindak tidak setia pada-Nya: "Mereka melupakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka" (Mazmur 78:11).

Pada akhirnya, kebaikan Allah tampak dalam rencana-Nya supaya kita ditebus dari dosa. Injil adalah "kabar baik." Dalam kebaikan-Nya, Allah mengutus Putra-Nya menjadi kurban yang sempurna dan tak bercela supaya dosa-dosa kita dapat diampuni. Allah tidak menginginkan "supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Petrus 3:9), dan adalah "maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan" (Roma 2:4).

Hanya adalah yang Satu yang sepenuhnya baik – Allah. Allah yang baik mengundang kita mencari-Nya: "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (Mazmur 34:8).

© Copyright Got Questions Ministries