settings icon
share icon
Pertanyaan

Apakah yang dimaksud dengan Hari Raya Roti Tidak Beragi?

Jawaban


Hari Raya Roti Tidak Beragi adalah salah satu dari tujuh hari raya Tuhan dan memiliki tempat yang penting dalam agama Yahudi. Perayaan ini, yang juga disebut Chag HaMatzot, berlangsung selama tujuh hari dan mengikuti perayaan Paskah, untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Elemen kunci dari perayaan ini adalah konsumsi roti tidak beragi, yang melambangkan ketergesa-gesaan bangsa Israel meninggalkan Mesir. Selain itu, semua ragi yang harus dibuang dari rumah tangga melambangkan pembuangan dosa dan kenajisan dari kehidupan seseorang (lihat 1 Korintus 5:7).

Asal mula Perayaan Roti Tidak Beragi dapat ditemukan dalam Keluaran 12:15-20. Dalam ayat ini, Musa menjelaskan bagaimana Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Karena mereka buru-buru meninggalkan Mesir, mereka tidak memiliki cukup waktu untuk membiarkan roti mereka mengembang, sehingga muncullah tradisi mengonsumsi roti tidak beragi selama minggu perayaan.

Hari Raya Roti Tidak Beragi berlangsung selama tujuh hari setelah Paskah. Selama periode ini, orang Yahudi mematuhi pantangan makanan tertentu: "Makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya dan pada hari yang ketujuh akan diadakan hari raya bagi TUHAN. Roti yang tidak beragi haruslah dimakan selama tujuh hari itu; sesuatupun yang beragi tidak boleh dilihat padamu, bahkan ragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh daerahmu" (Keluaran 13:6-7).

Selama perayaan ini, konsumsi roti tidak beragi lebih dari sekadar peragaan sejarah. Roti tidak beragi (roti yang tidak mengandung ragi) melambangkan ketergesa-gesaan bangsa Israel meninggalkan Mesir. Ketiadaan ragi juga melambangkan kemurnian spiritual. Dan kesederhanaan roti tidak beragi merupakan pengingat nyata akan kerendahan hati dan ketergantungan yang Tuhan inginkan dari anak-anak-Nya (lihat 2 Tawarikh 7:14).

Pedoman khusus untuk Hari Raya Roti Tidak Beragi diuraikan dalam Keluaran 12:15-20. Dalam bagian ini, instruksi diberikan untuk menghilangkan ragi dari rumah tangga dan konsumsi roti tidak beragi selama periode tujuh hari. Hari Raya Roti Tidak Beragi menyediakan waktu khusus untuk merenung dan melakukan pemeriksaan diri. Pada saat itu, orang-orang didorong untuk melakukan introspeksi, pertobatan, dan komitmen baru untuk hidup bebas dari kontaminasi dosa.

Hari Raya Roti Tidak Beragi sangat erat kaitannya dengan Paskah, dan itulah sebabnya keduanya sering disebut bersamaan dalam Alkitab (misalnya, Keluaran 12:1-20). Paskah memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan terhindar dari tulah terakhir (Keluaran 12:13). Hari Raya Roti Tidak Beragi memperpanjang peringatan tersebut, dengan menyoroti roti tidak beragi yang menopang umat Tuhan selama perjalanan mereka.

Meskipun elemen-elemen inti dari Perayaan Roti Tidak Beragi tetap konsisten, terdapat variasi dalam agama Yahudi saat ini. Selain itu, beberapa denominasi Kristen memasukkan elemen-elemen perayaan ini ke dalam perayaan mereka sendiri, terutama bagi yang merayakan Paskah sebagai bagian dari kalender keagamaan mereka.

Dalam konteks modern, Hari Raya Roti Tidak Beragi terus memiliki makna yang sangat penting bagi banyak individu dan komunitas. Tema-tema abadi tentang kebebasan, pemurnian rohani, dan kerendahan hati mencerminkan komitmen untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan (Ulangan 6:18). Orang-orang percaya Perjanjian Baru tidak diwajibkan untuk merayakan Hari Raya Roti Tidak Beragi atau hari raya lainnya dalam Perjanjian Lama (Kolose 2:16). Namun, meskipun kita tidak merayakan hari raya ini, kiranya kita tidak pernah lupa bahwa Bapa kita di surga yang menyediakan makanan kita setiap hari (Matius 6:11).

English



Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apakah yang dimaksud dengan Hari Raya Roti Tidak Beragi?
Bagikan halaman ini: Facebook icon Twitter icon Pinterest icon Email icon
© Copyright Got Questions Ministries