Pertanyaan
Mengapa Allah menyebut diri-Nya sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub?
Jawaban
Di banyak tempat dalam Alkitab, Tuhan Allah disebut sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub (misalnya, Kejadian 50:24; Keluaran 3:15; Kisah Para Rasul 7:32). Nama Allah ini menekankan perjanjian yang dibuat Tuhan dengan Israel dan tempat khusus Israel sebagai Umat Pilihan Allah.
Allah mengulangi Perjanjian Abraham kepada tiga generasi yang berbeda: Abraham, Ishak, dan Yakub, semuanya diberi janji akan tanah, keturunan yang banyak, dan berkat. Allah pertama-tama memanggil Abram keluar dari Ur-Kasdim menuju tanah Kanaan, dan mengadakan perjanjian dengannya (Kejadian 12:1-3). Allah menegaskan kembali perjanjian yang sama dengan anak Abraham, Ishak (Kejadian 21:12; 26:3-4), dan kemudian dengan anak Ishak, Yakub (Kejadian 28:14-15). Allah yang meneguhkan dan mengesahkan perjanjian ini dengan tepat disebut sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.
Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa dalam persiapan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir, Dia menyebut diri-Nya sebagai "Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub" dalam Keluaran 3:15. Dia juga menginstruksikan Musa untuk menyebut Allah dengan nama tersebut ketika berbicara kepada bangsa Israel (ayat 16). Dalam hal ini, nama tersebut memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, ketika Allah mengidentifikasi diri-Nya sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Dia dengan jelas membedakan diri-Nya dari allah-allah Mesir yang menjadi tempat tinggal bangsa Israel. Kedua, rujukan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub menyiratkan alasan terjadinya eksodus: janji akan tanah. Allah telah berjanji bahwa anak-anak Abraham, Ishak, dan Yakub akan mewarisi suatu wilayah geografis tertentu. Kesetiaan Allah dan berkat Israel secara langsung terkait dengan kepemilikan Israel atas Tanah Perjanjian, dan nama yang Allah gunakan untuk diri-Nya sendiri mengingatkan kita pada perjanjian dengan Abraham.
Yesus menyinggung penampakan Allah dalam semak belukar yang menyala-nyala kepada Musa dan menggunakan nama Allah untuk memberikan pelajaran tentang kebangkitan kepada orang-orang Saduki: "Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup" (Matius 22:31-32). Seperti yang Yesus tunjukkan, dengan kata kerja dalam bentuk waktu sekarang; Allah tidak berkata, "Aku dulu Allah mereka." Dia berkata, "Akulah Allah mereka," yang menunjukkan bahwa Abraham, Ishak, dan Yakub masih hidup (di surga) pada zaman Musa.
Dalam Kisah Para Rasul 3, ketika Petrus berkhotbah kepada orang-orang Yahudi di bait suci, ia merujuk kepada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, sebuah nama yang biasa digunakan oleh para pendengarnya dalam ibadah mereka. Petrus dan Yohanes baru saja menyembuhkan seorang yang lumpuh, yang sekarang berdiri di hadapan mereka. Petrus mengaitkan mukjizat tersebut dengan kuasa Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, yang bekerja melalui Yesus. Dengan kata lain, Petrus sangat berhati-hati dalam mengaitkan mukjizat yang baru saja mereka saksikan dengan satu-satunya Allah nenek moyang mereka. Allah yang sama yang berbicara kepada para bapa leluhur sedang bekerja di tengah-tengah mereka, dan Yesus harus mendapatkan kemuliaan.
Dalam menjelaskan mukjizat orang lumpuh yang bisa berjalan, Petrus juga membuat kontras yang tegas: "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan" (Kisah Para Rasul 3:13). Allah yang konon dipuja oleh orang-orang Yahudi memperlakukan Yesus dari Nazaret dengan cara yang jauh berbeda dengan mereka: Allah memuliakan Yesus, tetapi mereka membunuh-Nya. Petrus menegaskan perbedaan ini dalam ayat 15: "Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati." Ketika ia menutup khotbahnya, Petrus mengingatkan para pendengarnya bahwa Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sedang menggenapi perjanjian-Nya dengan mereka: "Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita" (ayat 25). Banyak orang Yahudi percaya kepada Kristus pada hari itu, tetapi Petrus dan Yohanes dijebloskan ke dalam penjara (Kisah Para Rasul 4:1-4).
Allah Abraham, Ishak, dan Yakub memiliki rencana untuk segala zaman yang melibatkan Juruselamat yang memberikan pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah. Rencana itu digerakkan ketika Allah memanggil Abram dan memberkatinya, dan rencana itu digenapi ketika Yesus mati dan bangkit kembali. Melalui keturunan Abraham, Allah Abraham, Ishak dan Yakub memberkati semua bangsa di dunia.
English
Mengapa Allah menyebut diri-Nya sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub?