www.GotQuestions.org/Indonesia



Bagaimana kreasionisme (penganut paham penciptaan) menjelaskan organ sisa (organ vestigial)?

Jawaban:
Catatan: untuk menyederhanakan, artikel ini menggunakan istilah penciptaan atau kreasionisme (paham penciptaan) yang mengacu pada penciptaan organisme secara langsung dan khusus dalam bentuknya saat ini, daripada organisme yang berkembang dari waktu ke waktu dari bentuk sebelumnya. Beberapa bentuk “kreasionisme” melibatkan campur tangan ilahi dan mikroevolusi, namun, untuk singkatnya, istilah-istilah tersebut digunakan sebagaimana dijelaskan.

Jika hewan diciptakan dan tidak berevolusi, mengapa mereka masih mempunyai organ sisa (vestigial)? Artinya, mengapa Tuhan menciptakan binatang dengan bagian-bagian yang tidak dibutuhkannya? Beberapa organ disebut “sisa” karena dianggap sebagai “bekas”—peninggalan—dari bentuk evolusi sebelumnya. Istilah vestigial (sisa) menyiratkan kurangnya penggunaan, tujuan, atau fungsi. Contoh umum organ “sisa” pada manusia adalah usus buntu, tulang ekor, dan puting susu pada pria. Kritik terhadap kreasionisme mengatakan bahwa ini adalah bagian tubuh yang tidak berguna, tidak efisien, atau tidak berkembang dan lebih mungkin merupakan hasil dari biologi sebelumnya daripada ciptaan khusus.

Pertanyaan pertama yang perlu dipertimbangkan adalah apakah organ-organ tersebut benar-benar sisa atau tidak. Jika suatu organ memiliki suatu fungsi, maka organ tersebut bukanlah sisa. Sebenarnya mempelajari apa yang disebut organ sisa sering kali menunjukkan bahwa organ tersebut bukannya tidak berguna.

Selama bertahun-tahun, usus buntu manusia dianggap sebagai contoh klasik organ sisa, atau setidaknya desainnya buruk. Usus buntu terkadang diangkat akibat peradangan atau tumor, tanpa efek samping yang nyata. Hal ini diduga merupakan bukti bahwa usus buntu adalah organ yang berlebih. Namun, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa peran usus buntu adalah untuk menyimpan bakteri menguntungkan yang digunakan untuk mengisi kembali sistem pencernaan setelah sakit. Operasi pengangkatan tetap diperlukan jika terjadi infeksi, namun organ tersebut sebenarnya bukan tanpa tujuan dalam desain tubuh.

Demikian pula, budaya modern sering kali menganggap tulang ekor sebagai sesuatu yang sisa dan tidak berguna. Namun kritik ini jarang datang dari ilmuwan sungguhan, karena tulang ekor berfungsi sebagai titik penghubung berbagai tendon dan otot. Hal ini juga menstabilkan tubuh ketika seseorang dalam posisi duduk tegak. Nama ilmiahnya adalah coccyx, namun karena nama umumnya, “tulang ekor” diasumsikan sebagai sisa dari ekor nenek moyang. Namun coccyx bukannya tidak berguna, dan kita akan mengalami kesulitan tanpanya.

Jika organ “sisa” tampaknya tidak memberikan manfaat nyata, pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada alasan kuat untuk memasukkannya sebagai bagian dari struktur tubuh. Kritik terhadap kreasionisme terkadang menyebut keberadaan puting pada laki-laki sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dalam penciptaan khusus. Laki-laki tidak menghasilkan susu, jadi mengapa mereka memiliki organ rentan yang tidak berguna? Jawaban paling masuk akal untuk hal ini adalah efisiensi yang lebih besar.

Saat membeli mobil, seringkali tersedia beberapa model berbeda. Dengan biaya yang lebih besar, fitur yang lebih baik dapat ditambahkan. Fitur tersebut terkadang menambahkan sakelar, tombol, atau alat putar ke bagian dalam dasbor. Namun, akan sangat mahal dan boros jika pabrik mobil membuat dasbor unik untuk setiap rangkaian opsi. Hal ini memerlukan seperangkat alat, mesin, dan suku cadang yang sangat berbeda untuk setiap versi, belum lagi catatan tambahan dan kontrol kualitas. Sebaliknya, penggunaan mesin yang paling efisien adalah dengan membuat satu dasbor untuk semua mobil, dan jenis mobil yang tidak mengambil pilihan yang lebih mahal tinggal menutup lubang yang tidak diperlukan dengan penutup.

Secara biologis, inilah alasan mengapa laki-laki masih memiliki puting susu, dari pandangan kreasionisme. “Mesin” yang menciptakan tubuh organisme, DNA, tidak memerlukan kerumitan tambahan berupa desain dada yang sangat berbeda untuk pria dan wanita. Akan lebih efisien, tidak rumit, dan tidak rentan terhadap kesalahan genetik jika hanya memiliki satu “model” untuk kedua jenis kelamin, meskipun hanya satu yang memiliki fungsi sebenarnya untuk organ-organ tersebut. Apa yang tampak seperti sampah, sebenarnya, secara biologis lebih efisien dibandingkan organ berbeda untuk kedua jenis kelamin.

Banyak organ yang sekarang kita anggap berguna, dianggap tidak berguna oleh generasi sebelumnya. Dan beberapa organ masuk akal dari sudut pandang kode genetik yang efektif. Secara umum, kedua pertimbangan tersebut menjelaskan keberadaan organ sisa, dari sudut pandang penciptaan khusus. Mengetahui hikmat Tuhan, kita tahu bahwa ada tujuan tertentu dari fitur-fitur tersebut, baik kita memahami sepenuhnya atau tidak (lihat Mazmur 139:14).

© Copyright Got Questions Ministries